Bisnis.com, BOGOR -- Perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah di Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara diwarnai kelangkaan gas elpiji. Kendati demikian, perayaan Idul Fitri tetap berlangsung meriah.
Mohamad Neki, warga Lolak yang juga agen gas elpiji menuturkan, setiap pekan pihaknya menerima pasokan 300 tabung dari PT Pertamina (Persero). Namun, sepekan menjelang hari raya hingga saat hari raya, pasokan gas langsung ludes terjual.
"Biasanya satu minggu sekitar 250-260 tabung, tapi sekarang langka karena kebutuhan [masyarakat] juga tinggi," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (25/6/2017).
Neki menuturkan, puncak perayaan Idul Fitri di Bolaang Mongondow bakal jatuh pada 2 Juli 2017 atau satu pekan setelah Idul Fitri. Perayaan yang kerap disebut Lebaran Ketupat itu membuat masyarakat Bolaang Mongondow menyiapkan hidangan ekstra bagi tamu yang berkunjung.
Di sisi lain, sejak 22 Juni 2017, masyarakat Bolaang Mongondow sudah memulai tradisi menyalankan lampu minyak mulai malam hari hingga pagi hari selama tiga malam berturut-turut. Setiap pemilik rumah memasang lampu sebanyak jumlah penghuni rumah. Di Bolaang Mongondow, tradisi menyalakan lampu ini disebut Maninjulo Lambu sedangkan di Gorontalo disebut Tumbilotohe.
Pada malam 1 Syawal 1438 Hijriah, warga Bolaang Mongondow juga menggelar takbiran mulai dari Pasar Inobonto hingga Kantor Bupati Bolaang Mongondow sejauh 13 km. Acara takbiran dibuka oleh Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow.
Sementara itu, pelaksanaan ibadah salat Idul Fitri berlangsung khidmat. Menurut Neki yang sudah menetap di Lolak sejak 15 tahun silam, salat Idul Fitri dipusatkan di masing-masing kecamatan. Usai salat, perayaan berlanjut dengan silaturahmi ke tetangga dan kerabat.
"Warga Nasrani juga suka berkunjung, hubungannya baik dan kami memang saling menghormati," tukasnya.