Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membuat soal ujian nasional (UN) 2018 lebih bervariasi dengan menambahkan berbagai pertanyaan berupa esai.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan pertanyaan berupa pilihan ganda memang masih akan menjadi mayoritas dalam pelaksanaan UN tahun depan. Namun, pemerintah juga berencana menambahkan jenis pertanyaan dengan pilihan yang tidak tunggal dan esai.
Ia menuturkan bentuk soal UN yang variatif bertujuan untuk mengukur level kognisi siswa lebih dalam. Variasi soal juga diharapkan bisa mendorong siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) yang menjadi tuntutan kompetensi generasi abad 21.
Nizam menuturkan, penerapan soal UN yang tidak hanya berbentuk pilihan ganda juga dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Saat ini, katanya, banyak guru maupun siswa yang belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Padahal soal UN dibuat dengan berbasis kurikulum.
“Jadi kurikulumnya juga harus dituntaskan. Kalau ujiannya sesuai dengan kurikulum, maka seharusnya tidak ada masalah,” kata Nizam dalam keterangan resmi, Senin (19/6/2017).
Menurut Nizam, yang sering terjadi adalah kecenderungan guru-guru untuk men-drill siswa dengan kisi-kisi saja, sehingga tidak menuju pada ketuntasan belajar. Padahal sejak dua tahun lalu, melalui soal UN, Kemendikbud telah melakukan perubahan level kognisi siswa di semua mata pelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Karena itulah mulai tahun 2018 juga akan dilakukan perubahan untuk bentuk soal UN.