Kabar24.com, JAKARTA – Pengawal Revolusi Iran telah menembakkan sejumlah rudal dengan target wilayah Negara Islam (Islamic State) di Suriah sebagai balasan atas serangan yang terjadi beberapa waktu lalu di Teheran.
Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa menurut sebuah pernyataan dari kantor urusan publik IRGC (Islamic Revolutionary Guards Corps), sejumlah rudal dengan jangkauan menengah telah diluncurkan dari basisnya di provinsi perbatasan Kermanshah dan Kurdistan di Iran.
Tembakan rudal tersebut dinyatakan memberi pukulan yang fatal dan menimbulkan kerusakan signifikan terhadap sasaran-sasaran yang diyakini sebagai markas teroris di wilayah Deir Ezzor timur Suriah.
Kantor urusan publik IRGC mengatakan penembakan itu merupakan respon atas serangan yang terjadi pada tanggal 7 Juni 2017, ketika sejumlah orang-orang bersenjata menembaki parlemen Iran.
Pada saat yang sama, terjadi insiden bom bunuh diri yang menghantam makam pemimpin Agung Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini. Kelompok Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sedikitnya 17 orang itu
Beberapa jam sebelum IRGC mengeluarkan pernyataannya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam situs resminya mengatakan bahwa setiap orang harus tahu bahwa musuh-musuh Iran tidak dapat menjatuhkan mereka.
Baca Juga
“Kamilah yang akan menampar wajah mereka,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg (Senin, 19/6/2017).
Pada hari Minggu (18/6/2017) waktu setempat, pesawat Super Hornet Amerika Serikat (AS) dikabarkan menembak jatuh sebuah pesawat tempur rezim Suriah di selatan kota Tabqah. Pesawat tempur tersebut telah menjatuhkan sejumlah bom di dekat wilayah pejuang milisi yang didukung AS yang dikenal sebagai Pasukan Demokrat Suriah.
Serangan paralel ini menunjukkan eskalasi antara pasukan yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, seperti Iran, dan AS yang mendukung kelompok pemberontak.
Pekan lalu, Iran menuduh AS dan sekutu regionalnya, Arab Saudi, mendukung dan membantu serangan teror terhadap Teheran. Iran dan Arab Saudi berada di sisi perang yang berlawanan di Suriah dan Yaman, sebagian dipicu oleh ideologi sektarian dan perbedaan sikap mereka terhadap Washington.