Bisnis.com, JAKARTA - Ada Jenderal di balik kasus air keras Novel Baswedan? Inilah yang saat ini ramai. Dalam wawancara dengan Time, Novel Baswedan menyebut dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Sebelumnya, Novel disiram air keras yang diduga dilakukan dua pria tidak dikenal di Jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara usai menjalani shalat subuh pada Selasa (11/4) pukul 05.10 WIB.
Karuan, pernyataan Novel itu, langsung disambar orang nomor satu di Kepolisiam Republik Indonesia, Tito Karnavian. Namun, Tito, sang Kapolri itu, bukan kebakaran jenggot. Dia meminta penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut nama jenderal yang diduga terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel.
"Kalau ada oknum jenderal, jenderal yang mana? Buktinya apa? Itu yang penting," kata Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Pihaknya pun menyayangkan sikap Novel yang mengungkapkan pernyataan itu kepada media, bukan kepada penyidik Polri. Pasalnya, menurut dia, pernyataan Novel di media menimbulkan kesan ada keterlibatan institusi Polri dalam aksi kejahatan terhadap dirinya.
"Jangan sampai keluar pernyataan, tapi kemudian tidak ada buktinya. Tentu saya menyayangkan karena berakibat negatif terhadap institusi Polri," katanya.
Baca Juga
Dia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPK mengenai perkembangan penanganan penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap Novel. "Saya rencananya Senin mau ke KPK," katanya.
Selain hendak membicarakan perkembangan penyidikan kasus tersebut, Tito juga akan membahas pernyataan Novel tersebut dengan para petinggi KPK. "Kalau ada buktinya, kami terbuka untuk itu, kami akan proses," ujarnya.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan sejauh ini penyidik sulit untuk menemui Novel yang masih dirawat di Singapura. "Oleh dokternya tidak diizinkan. Harus ada dokter dan dokternya sedang cuti. Penyidik hanya diberikan akses lima menit," katanya.
Setyo pun meminta Novel untuk mengungkapkan ke "Kalau dia punya informasi, silahkan dituangkan dalam BAP. Kalau dia menyebut nama, sebaiknya hati-hati karena kalau tidak terbukti, ada implikasi hukum," katanya.
Pihaknya menegaskan bahwa penyidik terus berupaya mencari pelaku kasus tersebut.
"Kami terus melacak pelakunya. Jangan dikatakan ini berhenti," katanya.
Sejumlah metode investigasi pun telah dilakukan para penyidik untuk membuat kasus ini menjadi terang. "Ada dua cara metode deduktif dan induktif dari dalam dan dari luar, itu kami lakukan terus," katanya.
Dalam wawancara dengan Time, Novel Baswedan sempat menyebut dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Sebelumnya, Novel disiram air keras yang diduga dilakukan dua pria tidak dikenal di Jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara usai menjalani shalat subuh pada Selasa (11/4) pukul 05.10 WIB.
Akibat kejadian itu, Novel mengalami luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri, sementara itu pelaku melarikan diri.
Petugas kepolisian sempat mengamankan empat orang yang dicurigai terlibat kekerasan terhadap Novel berinisial M, H, AL dan N alias N.
Namun polisi melepaskan keempat orang itu karena tidak cukup bukti terlibat aksi teror kepada penyidik senior KPK tersebut.