Kabar24.com, PALEMBANG - Pembangunan pabrik bubur kertas dan kertas PT OKI Pulp and Paper Mills memberi sumbangan sebesar 85% dari total kucuran investasi yang masuk ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatra Selatan.
Kepala Bidang Perencanaan Badan Perizinan dan Penanaman Modal Ogan Komering Ilir (OKI) Nurul Hidayat mencatat realisasi penanaman modal di daerahnya hingga kuartal I/2017 mencapai Rp42,53 triliun. Dari jumlah itu, kontributor terbesar berasal dari dari investasi OKI Pulp and Paper Mills.
“Investasi tertinggi dari industri pulp, Rp36 triliun dari OKI Pulp. Sebagian lagi berasal dari sektor perkebunan,” katanya kepada Bisnis.com pada Kamis (8/6/2017).
OKI Pulp and Paper sudah mulai memproduksi bubur kertas sejak akhir 2016. Saat ini, anak usaha Asia Pulp and Paper (APP) tersebut tengah menuntaskan pembangunan tahap akhir lini produksi tisu yang diharapkan dapat berjalan pada semester II/2017.
Kapasitas terpasang untuk pabrik bubur kertas dan tisu masing-masing 2,8 juta ton dan 500.000 ton per tahun.
Nurul mengharapkan kehadiran perusahaan milik Grup Sinar Mas itu dapat memberi efek pengganda bagi sektor usaha lain. Salah satu yang berpeluang kecipratan adalah objek wisata Pulau Maspari yang berlokasi di dekat pabrik OKI Pulp and Paper Mills.
Selain pulp dan kehutanan, bidang usaha andalan OKI lainnya adalah sektor perkebunan yang pada kuartal I/2017 mampu tumbuh hingga 3%. Nurul mengatakan kenaikan itu ditopang oleh bisnis karet dan kelapa sawit. Meski ada moratorium izin perkebunan kelapa sawit, investasi masih mengalir yang bersumber dari izin lama.
“Mungkin prospek ke depan adalah industri hilir untuk menghasilkan produk turunan sawit dan karet,” ujarnya.
Nurul meyakini investor akan datang berbondong-bondong ke OKI jika kelak Pelabuhan Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin dan jalan tol Trans Sumatra beroperasi. Keberadaan dua infrastruktur tersebut diharapkan dapat memangkas ongkos distribusi.
Tol Trans Sumatra OKI berada di ruas Pematang Panggang-Kayu Agung. Jalan tol yang membentang sepanjang 77 kilometer ditargetkan selesai pada pertengahan 2018. Namun, kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk sempat mengalami kendala lantaran keberadaan lahan gambut setebal 8 m sepanjang 10 km sehingga harus menggunakan teknik konstruksi khusus.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan lahan gambut tebal tersebut dapat disiasati dengan menancapkan tiang pancang hingga ke pondasi dasar tanah mineral yang menerobos gambut tebal itu. Apa pun yang terjadi pada gambut itu, beban jalan langsung ditransfer ke tanah keras di bawah gambut.
OKI merupakan kawasan yang memiliki kawasan gambut paling luas di Sumsel. Selama bertahun-tahun kebakaran terjadi di lahan basah tersebut sehingga saat ini tercatat 380.390 hektare gambut daerah itu rusak. Badan Restorasi Gambut pun menjadikan OKI sebagai satu dari empat kabupaten prioritas restorasi gambut.