Kabar24.com, JAKARTA--Yaman mengikuti jejak Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Libia, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, yang dituding melakukan langkah mengganggu keamanan di kawasan Teluk.
Merekan menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok militan seperti yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Alqaeda. Akan tetapi pemerintah negara emirat itu membantah tuduhan tersebut.
Kantor berita Saudi, SPA menyebutkan bahwa Riyadh telah menutup perbatasannya dan memutus sekuruh kontak darat, laut dan udara dengan negara di Semenanjung Arab itu sebagimana dikutip BBC.com, Senin (5/6).
Qatar menyebut keputusan itu 'tak bisa dibenarkan' dan 'tidak didasarkan pada fakta-fakta'.
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya itu dipandang sebagai perpecahan serius antara negara-negara kuat di Teluk, yang juga merupakan sekutu-sekutu dekat AS.
Belakangan, terjadi peningkatan ketegangan antara negara-negara Teluk dan negara tetangga mereka, Iran. Saudi menuduh Qatar bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran.
Baca Juga
Apa yang telah terjadi?
Pemutusan hubungan diplomatik dilakukan oleh Bahrain kemudian Arab Saudi pada Senin pagi yang kemudian diikuti oleh sekutu mereka.
Kantor berita SPA mengutip pejabat yang mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil untuk "melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme".
Tiga negara Teluk (Bahrain, UEA, Saudi) memberikan waktu dua pekan bagi semua warga negara Qatar yang berada di negara-negara itu untuk meninggalkan wilayah mereka.
Maskapai penerbangan UEA Etihad Airways, Emirates dan Flydubai menyatakan mereka akan menghentikan semua penerbangan ke dan dari ibu kota Qatar, Doha mulai besok.
Bagaimana konteksnya?
Pemutusan hubungan dengan Qatar memang berlangsung tiba-tiba, namun tidak terjadi begitu saja karena ketegangan telah berkembang selama bertahun-tahun, dan terutama dalam beberapa pekan terakhir.
Dua pekan yang lalu, negara-negara itu memblokir situs berita Qatar, termasuk Al Jazeera.
Media pemerintah Qatar memuat pernyataan kontroversial yang disebut dikemukakan oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani yang mengkritik Arab Saudi.
Pemerintah di Doha menyebut bahwa itu pernyataan palsu, dan menudingnya sebagai perbuatan suatu 'kejahatan siber yang tercela'.
Sebelumnya, pada tahun 2014, Arab Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besar mereka dari Qatar selama beberapa bulan sebagai protes atas tudingan campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.
Akan tetapi Qatar mengatakan bahwa kantor berita mereka telah diretas.