Bisnis.com, MANADO -- Bank Indonesia memperkirakan laju perekonomian Sulawesi Utara bakal tumbuh 6,5%-6,7% di kuartal II/2017. Peningkatan konsumsi selama Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah diestimasi bakal memberikan pengaruh.
Soekowardojo, Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara mengatakan dampak peningkatan konsumsi selama Ramadan tahun ini bakal lebih besar karena peningkatan konsumsi dan perayaan Idul Fitri sepenuhnya berlangsung di kuartal II/2017. Tahun lalu, Idul Fitri jatuh di awal kuartal III/2016 sedangkan Ramadan berlangsung di akhir kuartal II/2016.
"Sekarang karena spending dan lebaran ada di triwulan kedua, dampaknya [terhadap perekonomian] akan lebih besar," jelas Soekowardojo kepada Bisnis.com di Manado, Rabu (31/5/2017).
Untuk diketahui, konsumsi menyumbang 46,49% terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sulut yang pada kuartal I/2017 tumbuh 6,43% secara tahunan (YoY). Konsumsi tumbuh 4,28% dan memberi andil 2,15% terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sulut.
Soekowardojo mengimbuhkan, di kuartal II/2017, konsumsi diperkirakan tumbuh 5%. Secara keseluruhan, kendati berkontribusi terhadap sumber pertumbuhan, Soekowardojo menyebut perekonomian Sulut di kuartal II/2017 bakal lebih ditopang oleh ekspor dan investasi.
Ekspor barang Sulawesi Utara menurut data BPS mencapai US$339,7 juta sepanjang empat bulan pertama 2017. Adapun total ekspor barang dan jasa Sulut tumbuh 16,83% secara tahunan dan memberikan andil 2,34 % terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Sulut,
Baca Juga
Di samping itu, realisasi investasi yang melesat pada kuartal I/2017 juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi provinsi Bumi Nyiur Melambai. Di tiga bulan pertama 2017, realisasi investasi Sulut mencapai Rp2,2 triliun dan ditargetkan bisa menyentuh Rp3,7 triliun di akhir 2017 mendatang.