Bisnis.com, MANADO -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara bakal mencapai 6,3%-6,7% (Year on year), didorong oleh kenaikan harga komoditas, peningkatan konsumsi, dan realisasi investasi yang kian moncer.
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara, Soekowardojo, mengatakan konsumsi rumah tangga bakal meningkat seiring momen bulan suci Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Di samping itu, konsumsi pemerintah juga naik sejalan dengan realisasi anggaran.
Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah masing-masing memiliki pangsa 46,49% dan 17,17% terhadap total produk domestik regional bruto atau PDRB Sulut.
Pada kuartal I/2017, ekonomi Sulut tumbuh 6,43%. Kendati lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01%, pertumbuhan ekonomi Sulut hanya menempati urutan kelima dari enam provinsi di Pulau Sulawesi.
"Pertumbuhan ekonomi Sulut hanya lebih tinggi dari Sulawesi Tengah yang mencapai 3,91%," ujar Soekowardojo dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Kamis (11/5/2017).
Baca Juga
Selain konsumsi, kinerja investasi juga bakal menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Sulut. Di kuartal I/2017, investasi tumbuh 4,61% dan memberikan andil terhadap sumber pertumbuhan sebesar 1,69%.
Investasi bertumbuh sejalan dengan percepatan lelang proyek pemerintah dan peningkatan investasi swasta.
Pertumbuhan ekonomi Sulut diyakini bakal terus melaju berkat peningkatan ekspor. Di kuartal I/2017, ekspor barang dan jasa Sulut tumbuh 16,83% secara tahunan dan memberikan andil terhadap sumber pertumbuhan PDRB sebanyak 2,34%.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menilai peningkatan ekspor Sulut hingga kuartal I/2017 salah satunya dipicu oleh ekspor jasa sejalan dengan geliat industri pariwisata.
Dalam periode Januari-Maret 2017, kunjungan turis asing ke Sulut mencapai 17.941 turis atau melonjak lima kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2016.