Kabar24.com, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi pemberantasan korupsi memerlukan pendekatan kultural, selain juga pendekatan struktural.
Menurut Majdi, penggunaan instrumen struktural saja sejauh ini belum bisa sesuai dengan yang diharapkan.
“Sekian tahun pengunaan instrumen struktural itu, katakanlah mulai dengan regulasi dan seterusnya dari pasca reformasi sampai sekarang ternyata tidak sepenuhnya sesuai harapan kita," ujar Majdi, Selasa (09/05/2017).
Di hadapan pimpinan KPK RI, Bassari Panjaitan, Majdi mengatakan upaya-upaya struktural tersebut, harus disempurnakan dan ditopang juga dengan upaya-upaya kultural.
Upaya kultural, jelas Majdi tentu berbicara tentang pelibatan sebanyak mungkin masyarakat.
Majdi mengapresiasi kegiatan Saya Perempuan Anti Korupsi yang dilakukan KPK.
Baca Juga
Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari bagaimana KPK juga berupaya untuk membangun upaya-upaya kultural.
"Karena terus terang korupsi itu memang juga bisa disuburkan dengan pola hidup berumahtangga yang tidak baik. Kalau di situ hanya ada hedonism, kehidupan yang hanya berbasis kepada materil, berbanyak-banyakan saja, maka itu pasti akan membuka potensi-potensi korupsi," tegas Majdi.