Bisnis.com, JAKARTA— Kemenangan Emmanuel Macron dalam pilpres Prancis secara otomatis mementahkan ancaman terpecahnya Uni Eropa (UE) di masa depan. Alhasil, kemenangan Macron pun mendapat respon positif dari para politisi yang mendukung kesatuan UE.
Seperti diketahui, dalam proses hitung cepat yang mendekati proses terakhir pada Senin (8/5/2017), Macron berhasil meraup suara 66%. Sementara itu pesaingnya dari partai sayap kanan Prancis Marine Le Pen, hanya berhasil mendapatkan dukungan suara sebesar 34%.
Menanggapi hasil itu, Presiden Prancis saat ini Francois Hollande mengklaim bahwa warga Prancis masih menghendaki kesatuan dalam blok Uni Eropa.
“Hasil pemilu ini menegaskan bahwa sebagian besar warga negara kita [Prancis] ingin bersatu di dalam nilai-nilai yang diusung oleh Republik Prancis. Masayarakat dalam hal ini juga menunjukkan keterikatan mereka kepada Uni Eropa," katanya, Senin (8/5/2017) seperti dikutip dari Bloomberg.
Senada Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan dia sangat senang dengan kemenangan Macron. Dalam sambutannya kepada Macron, Juncker tak segan melempar pujian terhadap upaya sang pemimpin dari Partai En Marche tersebut untuk mempertahankan Prancis dalam kesatuan UE.
"Saya senang karena gagasan yang Anda [Macron] perjuangkan tentang kesatuan Uni Eropa yang kuat dan progresif. Anda juga tampak ingin melindungi seluruh warga Prancis," ujarnya.
Sementara itu, Macron sendiri usai mendapat kabar kemenangannya dalam pilpres Prancis versi hitung cepat, langsung menelepon Kanselir Jerman Angela Merkel. Dalam percakapannya dengan pemimpin Jerman tersebut, Macron berharap dapat membentuk poros Prancis-Jerman sebagai jantung Uni Eropa.
“Saya akan segera berkunjung ke Berlin untuk memperkuat hubungan kami,” kata Macron.
Terpisah, ucapan selamat kepada Macron juga meluncur dari Presiden AS Donald Trump. Dalam cuitannya di akun Twitter-nya, selain memberi selamat, Trump juga menyatakan bahwa dirinya ingin bekerja sama secara positif dengan Macron di masa depan.
