Kabar24.com, PADANG—Satu bulan menjelang Ramadan, Sumatra Barat mengalami deflasi 0,3% menyusul penurunan harga sejumlah komoditas, terutama bahan makanan.
Deflasi itu melanjutkan tren penurunan harga sepanjang tahun ini, setelah Januari mengalami inflasi 0,53%, dilanjutkan deflasi 0,17% pada Februari, kemudian inflasi 0,02% pada Maret, dan deflasi lagi 0,3% per April.
Dua kota yang menjadi barometer perekonomian Sumbar, yakni Padang dan Bukittinggi masing-masing mengalami deflasi 0,31% dan 0,18%.
“Untuk bulan April, Kota Padang deflasi 0,31% dan Bukittinggi juga deflasi 0,18%,” kata Sukardi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Selasa (2/5/2017).
Dia mengatakan deflasi itu disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,72% di Padang dan 1,25% di Bukittinggi.
Untuk Kota Padang juga terjadi penurunan harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01%. Sedangkan di Bukittinggi terjadi penurunan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,10%.
Baca Juga
Sisanya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, kelompok sandang, kesehatan, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi atau peningkatan harga.
Sejumlah komoditas yang ikut menyumbang deflasi itu adalah cabai merah, bawang merah, beras, ayam ras, telur ayam ras, cabai hijau, bayam, dan gula pasir.
Meski berkontribusi menyumbang deflasi, Sukardi mengingatkan pemda untuk mewaspadai potensi naiknya harga sejumlah komoditas pokok, selama momen Ramadan dan Lebaran yang dimulai akhir bulan ini.
Pemprov Sumbar menjamin kebutuhan pangan mencukupi jelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan sudah meminta Bulog memastikan ketersediaan pasokan pokok seperti beras dan gula. Serta mendorong masuknya gula dan komoditas lainnya ke minimarket.
“Saat ini pasokan mencukupi. Juga beberapa komoditas seperti gula dijual di minimarket, termasuk Minang Mart,” katanya.
Irwan juga meminta bupati/wali kota se Sumbar lebih aktif mengawasi dan memastikan ketersediaan pasokan komoditas pokok di wilayahnya.
“Kalau memang naik karena permintaan meningkat, setidaknya naiknya jangan terlalu tinggi. Sehingga inflasi tetap terkendali,” katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk berbelanja secukupnya di bulan Ramadan, sehingga tidak ada peningkatan permintaan pasokan barang secara signifikan yang berpotensi mengerek laju inflasi.
Sementara itu, Kepala Bulog Divre Sumbar Benhur Nkaimi mengatakan lembaganya siap memasok kebutuhan pokok ke ritel modern di daerah itu, terutama gula, beras, dan minyak goreng.
“Kami siap pasok, karena sebagian sudah tersedia di gudang Bulog,” ujarnya.
Dia mengatakan saat ini gula sudah dipasok ke sejumlah ritel modern di Sumbar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah. Di Sumbar, gula merupakan salah satu komoditas yang mengalami peningkatan harga saat momen Ramadan dan Lebaran.
Sementara itu, untuk daging beku, Bulog Sumbar tidak memiliki stok, namun jika diperlukan perseroan siap menyuplai kebutuhan tersebut.
Adapun untuk beras, Bulog mengklaim cadangan mencapai 20.000 ton yang mencukupi untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran. Bahkan, jumlah itu dinilai cukup untuk kebutuhan lima bulan ke depan.
“Sekarang, stok kami ada 20.000 ton untuk lima bulan. Jadi tidak hanya untuk bulan puasa, tetapi setelahnya juga masih aman. Dalam waktu dekat juga akan datang lagi 3.000 ton,” kata Benhur.