Kabar24.com, MANADO -- Impor barang masuk ke Sulawesi Utara hingga Februari 2017 mengalami lonjakan. Badan Pusat Statistik menilai, kenaikan nilai impor dipicu realisasi investasi baru yang mulai menggeliat di provinsi Nyiur Melambai.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Bisnis.com, Rabu (5/4/2017), total nilai impor Sulawesi Utara selama Februari 2017 mencapai US$21,04 juta atau naik 186,64% secara bulanan. Secara tahunan, nilai impor juga tumbuh 140,45%.
Kenaikan impor yang tajam selama Februari 2017 juga mengerek nilai impor dalam dua bulan pertama menjadi US$28,39 juta, bertumbuh 84,71% dibandingkan dengan periode Januar-Februari 2016. Mesin dan peralatan listrik memberi andil hingga 58,55%. Berdasarkan negara asal, 78,82% impor Sulawesi Utara berasal dari China.
Mohamad Edy Mahmud, Kepala BPS Sulawesi Utara, mengatakan lonjakan nilai impor bakal mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dalam jangka panjang. Pasalnya, sebagian besar barang yang diimpor merupakan barang modal yang bakal menghasilkan produk domestik bruto bagi perekonomian Sulawesi Utara.
"Saya tidak merisaukan kenaikan nilai impor karena yang diimpor kan barang investasi, suatu saat barang modal yang diimpor ini akan menghasilkan nilai tambah baru. Kecuali kalau barang yang diimpor itu bahan konsumsi," jelasnya kepada Bisnis.
Selain China, negara yang jadi eksportir ke Sulut adalah Asutralia dan Malaysia. Total impor Sulut dari Australia mencapai US$2,3 juta sedangkan dari Malaysia US$1,52 juta. Sulut juga tercatat mengimpor barang dari Vietnam, Jerman, Singapura, Taiwan, Spanyol, Kanado, dan Afrika Selatan dalam jumlah kecil.
Di sisi lain, neraca perdagangan Sulawesi Utara masih surplus US$142,07 juta dalam dua bulan pertama 2017. Surplus disumbang kenaikan nilai ekspor yang secara bulanan naik mencapai 100,21% menjadi US$113,68 juta. Adapun dalam periode Januari-Februari 2017, total ekspor Sulawesi Utara mencapai US$170,46 juta.