Kabar24.com, MANADO -- Kinerja ekspor Sulawesi Utara mulai menggeliat setelah mengalami koresi yang dalam pada Januari 2017 lalu. Secara bulanan, nilai ekspor Sulut tumbuh 100% pada Februari 2017.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Bisnis.com, Kamis (16/3/2017), nilai ekspor Bumi Nyiur Melambai mencapai US$170,4 juta pada periode Januari-Februari 2017, tumbuh 3,4% dibandingan periode Januari-Februari 2016.
Sementara itu, nilai ekspor pada Februari 2017 mencapai US$113,63 juta, naik 52,2% secara tahunan. Adapun, dibandingkan dengan Januari 2017, nilai ekspor Sulut naik 100,16%.
Mohamad Edy Mahmud, Kepala BPS Sulawesi Utara, mengatakan kinerja ekspor di Januari 2017 memang lesu sejalan dengan produksi yang belum optimal. Namun, secara perlahan nilai ekspor akan merangkak naik secara bulanan. Untuk diketahui, ekspor provinsi Serambi Utara Indonesia ini pada Januari 2017 turun 54,51% dibandingkan dengan Desember 2016. Ekspor di selama Januari 2017 tercatat US$56,78 juta.
"Ekspor turun karena siklus. Di awal tahun memang belum terlalu banyak. Namaun kalau kita perhatikan tren-nya meningkat [hingga akhir tahun]," jelasnya kepada Bisnis.com.
Wakil Ketua Kamar Dagang & Industri (Kadin) Sulawesi Utara, Daniel Singal Pesik memperkirakan ekspor Sulut bakal merangkak mulai April 2017. Dalam tiga bulan pertama, dia mengakui ekspor masih lesu seiring dengan siklus produksi di awal tahun yang masih rendah.
Menurut Daniel, pembukaan akses ke pasar ekspor yang baru diyakini bakal membuat ekspor Sulut meningkat. Dia menerangkan, pada April 2017 bakal dibuka rute Bitung-General Santos-Davao. "Jadi produk-produk dari Timur Indonesia bisa langsung masuk ke Bitung tanpa melalui Jakarta dan Singapura [untuk kemudian ekspor]," jelas Daniel.
Selama ini, Filipina bukan merupakan pasar ekspor Sulut yang utama. Data BPS meunjukkan, nilai ekspor Sulut ke Filipina mencapai US$23,82 juta atau hanya 2,81% dari total ekspor per Desember 2016.