Kabar24.com, JAKARTA -- Pasukan Perdamaian Indonesia yang tergabung di UNAMID yang tertahan di Sudan ditargetkan dapat kembali ke tanah air dalam 10 hari mendatang.
Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian mengatakan pihaknya telah mengirim tim investigasi untuk memastikan duduk permasalahan tuduhan penyelundupan senjata itu. Ia mengatakan persoalan bermula ketika tim Indonesia hendak bertolak pulang ke tanah air. Tidak jauh dari peralatan pasukan Indonesia, namun terpisah dari barang rombongan terdapat 10 koper yang setelah diperiksa aparat pemerintah Sudan ternyata berisi senjata sebanyak 100 pucuk lebih.
"Dari tim tidak terbukti milik kita. UNAMID dari New York , Amerika sudah mengeluarkan surat [bahwa bukan milik pasukan Indonesia] namun pemerintah Sudan masih menahan," kata Tito, di komplek DPR RI Jakarta, Rabu (22/2).
Tito mengatakan kepulangan 138 anggotanya itu menunggu administrasi. Dia mengatakan pihaknya tengah merampungkan adminstrasi namun karena kendala teknis kepulangan tidak bisa cepat.
Sebelumnya, pemerintah Darfur Utara, Sudan, menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap pada hari Jumat (20/1/2017) waktu setempat di Bandara Al Fashir, Sudan.
Anggota polisi itu diduga mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi yang disamarkan seperti mineral berharga.
Informasi dari Pusat Media Sudan (Sudanese Media Centre) menyebutkan berbagai senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan Kalashnikov, empat senapan, enam senapan GM3 dan 61 berbagai jenis pistol, serta berbagai jenis amunisi dalam jumlah besar.
Namun, sampai sekarang belum ada bukti yang dapat memastikan mengenai keterlibatan polisi Indonesia dalam percobaan penyelundupan senjata itu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan penyelidikan polisi Indonesia yang tertahan di Sudan sejak dibentuk 'joint investigation' belum ditemukan bukti terkait bahwa polisi kita itu bersalah. Dia mengatakan komitmen Indonesia pada misi perdamaian PBB sangat tinggi.
"Profesionalitas dari polisi dan tentara kita sangat diakui," ujar Arrmanatha.