Kabar24.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta bantuan pemerintah Belanda untuk memberikan duplikat arsip atau dokumen terkait sistem drainase dan saluran air di sana yang dibuat pada masa pemerintahan kolonial Belanda untuk mengatasi banjir rob di Semarang.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengatakan arsip tentang sistem drainase tersebut sangat penting sebagai bahan pembelajaran mencari solusi masalah banjir dan rob di Semarang yang selalu menjadi masalah setiap tahun.
"Saat ini kami sudah tidak mempunyai lagi arsip yang dimaksud [arsip tentang sistem drainase]. Maka kalau di Belanda masih ada, kami sangat berharap untuk bisa mendapatkan kopiannya. Arsip ini akan menjadi bahan untuk kami pelajari guna mencari solusi permasalahan banjir dan rob di Kota Semarang," katanya, seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Senin (20/2).
Pemerintah Belanda juga diminta untuk membantu menyediakan tenaga ahli bahasa guna menerjemahkan arsip-arsip kuno masa Pemerintahan Hindia Belanda yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sebab, arsip-arsip tersebut semuanya berbahasa Belanda dan masih ditulis menggunakan tangan. Sehingga setelah diterjemahkan nantinya arsip-arsip tersebut dapat lebih dimanfaatkan untuk Jawa Tengah, khususnya Semarang.
Hal itu disampaikan Heru kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Jet Mussemarker. Jet mengatakan siap untuk membantu dan meminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk lebih merinci arsip atau dokumen tentang sistem drainase yang dimaksud agar dapat mempermudah pencarian arsip.
Bahkan, tim dari Jawa Tengah juga diminta datang ke Belanda untuk membantu pencarian arsip yang dimaksud.
"Saya sangat mengerti kalau diperlukan desain drainase itu untuk bisa diintegrasikan ke planing yang baru," katanya.
Jet menyampaikan pihaknya tidak hanya ingin membantu pengembangan drainase dan saluran air di Kota Semarang agar dapat menanggulangi masalah banjir dan rob.
Pengembangan Kota Lama juga menjadi salah satu tujuannya melakukan kunjungan kerja ke Kota Semarang. Menurutnya bangunan-bangunan tua peninggalan kolonial Belanda tidak hanya perlu direstorasi, namun juga harus difungsikan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Keseriusannya untuk membantu pengembangan Kota Semarang tidak hanya didasarkan kepada komitmen partnership antara Pemerintah Belanda dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Lebih dari itu juga karena neneknya dulu pernah tinggal di Kota Semarang.
"Bangunan-bangunan kuno yang juga berasal dari kolonial Belanda sebaiknya tidak hanya bangunan saja yang direstorasi. Tapi mendapatkan fungsi yang lebih bermanfaat sehingga dapat bertahan juga," pungkasnya.