Kabar24.com, JAKARTA- Setiap pasangan calon yang bertarung dalam putara kedua pemilihan kepala daerah DKI Jakarta diminta untuk meninggalkan isu-isu berbau suku agama ras dan antargolongan dan sekaligus memberikan contoh pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengungkapkan bahwa masyarakat jakarta mengidolakan dan menyenangi kandidat pemimpin yang berkarakter lugas, berani, mampu, dan memiliki kapasitas untuk mengeksekusi program.
“Selain itu, masyarakat di ibukota juga menyenangi pribadi pemimpin yang jujur apa adanya serta tidak sarat dengan politik pencitraan,” ujarnya, Sabtu (18/2/2017).
Karena itu, menurutnya, para kandidat Pilkada DKI Jakarta 2017 yang melaju ke putara kedua harus meyakinkan calon pemilih bahwa mereka memiliki karakter-karakter tersebut. Dengan demikian, dia pun mengajak kepada para kandidat beserta tim pemenangannya hingga ke para simpatisan untuk meninggalkan isu-isu yang beraroma suku agama, ras, antargolongan (SARA) karena hal itu bukan merupakan contoh yang baik bagi publik.
Dia juga mengungkapkan bahwa para kandidat yang bertarung harus pula menjaga amanah yang dipercayakan oleh masyarakat kelak setelah terpilih, setelah menjalani proses panjang menjaring dukungan dari rakyat.
Pada putara kedua ini, menurutnya, masih terbuka kemungkinan partai-partai pendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni untuk mengalihkan dukungan kepada siapapun di antara dua kandidat yang tersisa yakni Basuko Tajahaya Purnama-Djarto Saiful Hidayat serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Hal ini dikarenakan dalam politik kontemporer Indonesia, kepentingan yang menjadi landasan abadi bagi partai politik bukan ideologi atau format partai seperti apa,” tambahnya.
Anggota Tim Pemenangan Basuki-Djarot Trimedya Panjaitan mengatakan pihaknya sejak awal telah menitikberatkan kampanye dengan menampilkan karakter duet kepemimpinan yang lugas, berani, mampu, dan memiliki kapasitas untuk mengeksekusi program, jujur serta tidak sarat dengan politik pencitraan.
Namun, berdasarkan capaian pemilihan putaran pertama pihaknya telah melakukan evaluasi menyeluruh untuk mempersiapkan diri menghadapi putara kedua dengan melakukan pemetaan daerah mana yang menjadi basis pendukung Basuki-Djarot, serta daerah mana daerah yang perlu diberikan penguatan.
“Kami juga sudah memetakan daerah mana yang kami duga ada campur tangan dari RT dan RW yang mempengaruhi independensi KPPS,” paparnya.
Soal komposisi dengan partai-partai lainnya, dia berharap Partai Amanat Nasional (PAN) yang dalam pilkada di daerah lain seringkali berkoalisi dengan PDIP, bisa merapat ke kubu Basuki-Djarot. Harapan serupa juga ditujukan kepada partai lain seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).