Bisnis.com, JAKARTA--Pihak kepolisian Malaysia mengklaim telah menangkap seorang pria Korea Utara sehubungan dengan pembunuhan saudara tiri yang terasing dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Sabtu (18/2).
Polisi Malaysia mengatakan penangkapan terbaru terhubung dengan pembunuhan itu dilakukan pada Jumat malam, dan tersangka diidentifikasi sebagai Ri Jong Chol yang lahir pada tanggal 6 Mei 1970.
"Dia diduga terlibat dalam kematian seorang laki-laki Korea Utara," membaca pernyataan itu.
Dalam pembunuhan ini, seorang perempuan asal Indonesia yang membawa dokumen perjalanan Vietnam telah diamankan oleh pihak kepolisian. Sementara itu, polisi juga menangkap seorang pria Malaysia. Dengan demikian, pihak kepolisan telah mengamankan tiga tersangka dalam kasus ini.
Kim Jong Nam adalah putra sulung almarhum pemimpin Korea Utara Kim Jong Il diketahui telah berbicara secara blak-blakan soal kontrol dinasti keluarganya atas anggota keluarga yang diisolasi, serta senjata nuklir Korea Utara.
Kim Jong Nam meninggal minggu ini setelah diracun di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Para pejabat Korea Selatan dan AS menyatakan Kim Jong Un dibunuh oleh agen Korea Utara.
Badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen di Seoul bahwa Kim selama ini tinggal dengan istri keduanya di Macau, di bawah perlindungan pemerintah China.
Dia berada di Bandara Kuala Lumpur untuk mengejar penerbangan ke Macau sebelum ditemukan tewas. Autopsi terhadap jenazahnya telah dilakukan di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur.
Namun, kepala polisi negara bagian Selangor Abdul Samah mengatakan kepada Reuters bahwa laporan otopsi itu belum lengkap. Dia menepis laporan media bahwa otopsi kedua harus dilakukan.
Pihak pemerintah Korea Utara menegaskan, akan menolak laporan otopsi pihak Malaysia atas kematian Kim Jong Nam. Tidak tanggung-tanggung, pihak Korea Utara menuduh Malaysia berkolusi dengan pihak asing serta memiliki keterkaitan dengan Korea Selatan.
Kepolisian Malaysia membalas dengan mengatakan pihaknya akan tetap mengikuti aturan yang berlaku di negaranya. Kementerian luar negeri Malaysia juga belum membuat komentar apapun terkait hal ini.
Kasus ini mengancam hubungan Korea Utara dengan Malaysia. Seperti diketahui, Malaysia merupakan salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan hubungan diplomatik yang baik dengan Pyongyang.