Kebocoran Informasi
Anggota Komite Nasional Republik Randy Evans mengaku tidak merasakan ada gejala bahwa staf pemerintahan Trump mempertanyakan kompetensi Trump dalam memangku jabatan presiden.
"Belum, sebenarnya. Kita masih terlalu dini di proses itu. Saya kira Anda terlalu banyak melihat senda gurau politik dan perasaan-perasaan yang menganggap diri sendiri penting," kata Evans.
Tetapi anggapan Trump punya temperamen yang tidak cocok untuk presiden adalah bukan hal baru. Isu ini sudah menjadi bahasan utama mengenai pribadi dia yang mengemuka baik selama pemilihan bakal calon presiden dari Partai Republik setahun silam maupun saat Pemilu musim panas dan musim gugur lalu. Waktu itu, Trump tidak berkeberatan dikatai seperti itu dan malah menyebutnya predikat kehormatan karena statusnya sebagai "orang luar" yang anti-kemapanan.
Namun temperamen seperti itu menjadi mengkhawatirkan ketika berkaitan dengan keputusan-keputusan menyangkut hidup-mati warga AS yang mesti diambil Gedung Putih, seperti pada gugurnya seorang prajurit komando Angkatan Laut dalam operasi penggerebekan yang gagal di Yaman pada 29 Januari. Saat itu Trump menyetujui operasi tersebut menyusul rapat malam hari yang diikuti penasihat politik utamanya. yakni mantan Kepala Breitbart News Stephen Bannon yang keanggotaan permanennya dalam NSC menjadi sumber bocor membocorkan di Gedung Putih. Tim lama keamanan nasional sudah mengingatkan bahaya di balik operasi penyergapan itu.