Bisnis.com, MEDAN—Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 kembali menjadi momentum bagi Pusat Studi Sejarah dan ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis-Unimed) untuk menggelar Pameran Sejarah Surat Kabar.
Barang-barang antik yang dipamerkan pun hampir seluruhnya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Mulai dari surat kabar, mesin tik dan kamera, sampai peralatan telepon yang digunakan jurnalis zaman dahulu.
Hanya saja, Pussis-Unimed kali ini tidak memamerkan semua koleksi surat kabarnya dalam pameran yang digelar di Gedung Juang 45 dengan pertimbangan kondisi fisik yang sudah rapuh.
Betapa tidak. Pussis Unimed memiliki koleksi surat kabar yang bahkan sudah berusia lebih dari satu abad yang dicetak di Kota Medan.
Ketua Pussis-Unimed Ichwan Azhari menuturkan, Medan memiliki cerita panjang dalam sejarah kelahiran dan perkembangan media cetak di Indonesia, khususnya surat kabar.
Perkembangan pers di Medan diawali dari masuknya para pengusaha Belanda pada 1885 dan kemudian membutuhkan koran sebagai bacaan setelah bangun pagi.
Lalu mereka membuka surat kabar dengan membeli mesin cetak dan diikuti oleh para pengusaha pribumi meski dengan menggunakan mesin yang digunakan Belanda. Selanjutnya, pengusaha pribumi memiliki mesin cetak sendiri.
"Ada seorang pengusaha dari Sarikat Tapanuli membeli sendiri mesin cetak," ujar Ichwan di sela pameran, Kamis (9/2/2017).
Lebih jauh diungkapkan, surat kabar yang cukup terkenal dalam sejarah pers di Kota Medan bernama Benih Merdeka.
Namun, surat kabar yang memuat berbagai artikel mengenai perjuangan merebut kemerdekaan ini tidak berumur panjang. Penerbitan Benih Merdeka hanya berlangsung dari 1916 sampai 1920.