Bisnis.com, LIMA—Dua negara Amerika Latin lainnya menyatakan bakal berdiri bersama Meksiko di tengah ketidakpastian ekonomi dan krisis dengan AS pasca naiknya Donald Trump.
Reuters melaporkan Sabtu (28/1/2017), Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengatakan anggota blok perdagangan Amerika Latin, yaitu Aliansi Pasifik, mesti menggandakan upaya untuk membuka pasar dan memperkuat hubungan untuk menghadapi gejolak dari kebijakan proteksionisme.
Aliansi Pasifik didirikan oleh Peru, Kolombia, Chile, dan Meksiko pada 2011 untuk menghapuskan hambatan perdagangan dan menyasar pasar Asia Pasifik. “Saat ini, salah satu dari kita tengah menghadapi kesulitan serius yang tidak berasal dari negaranya. Kita harus berdiri bersama di atas idealisme kita terkait perdagangan global yang telah memberikan dampak yang sangat baik bagi kita,” ujar Kuczynski, yang berbicara di tengah kunjungan resmi ke Kolombia.
Meski tidak menyinggung Trump secara langsung, tapi pernyataannya merupakan salah satu ketidakpuasan pertama yang disampaikan negara sahabat dari Amerika Latin terhadap pemerintahan baru AS.
Seperti diketahui, Trump menyatakan bakal memaksa Meksiko untuk membayar biaya pembangunan tembok di perbatasan kedua negara demi menghalau imigran ilegal dan perdagangan narkoba. AS juga mengancam memberlakukan pajak atas impor dari negara tersebut dan menghiraukan North American Free Trade Agreement (NAFTA) jika tidak bisa memberikan manfaat lebih besar bagi Negeri Paman Sam.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan ketidakpastian sedang menghantui dunia. “Kami ingin bergabung dengan negara-negara yang mengikuti prinsip yang sudah terbukti sangat positif bagi dunia, yaitu perdagangan bebas, penghormatan kepada perjanjian yang telah disepakati, solusi multilateral,” papar dia.
Santos mengaku telah berbicara dengan Presiden Meksiko Pena Nieto melalui telepon pada Kamis (26/1/2017), ketika pemimpin Meksiko itu mengumumkan membatalkan rencana bertemu dengan Trump.
Kuczynski, yang merupakan mantan investment banker dan pernah tinggal di AS, menyebutkan negara Aliansi Pasifik merepresentasikan pasar yang mencakup 200 juta orang dan masing-masing telah berhasil melalui krisis ekonomi beberapa tahun sebelumnya setelah membuka diri ke perdagangan bebas.
“Tentu saja perdagangan bebas memiliki harga, tentu saja ada pekerjaan yang hilang, tapi jelas manfaatnya lebih besar,” tambah dia.