Kabar24.com, JAKARTA - Bencana banjir bandang yang terjadi di Bima diperkirakan menimbulkan kerusakan pada semua sektor kehidupan dengan nilai kerugian mencapai lebih dari Rp1 triliun.
Berdasarkan perhitungan data sementara, kerugian dan kerusakan akibat banjir diperkirakan sebesar Rp 984,4 milyar. Jumlah itu adalah estimasi kasar yang akan dihitung lebih rinci dengan menggunakan pendekatan Pengkajian Kebutuhan PascaBencana atau Jitupasna sekaligus dihitung besarnya kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekontruksi.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, data sementara kerugian dan dan kerusakan akibat banjir di Kota Bima meliputi, kerusakan fasilitas kesehatan dengan nilai kerugian mencapai Rp64,4 miliar.
"Kerusakan lahan pertanian meliputi 2.247 ha lahan sawah rusak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp5,81 miliar," jelasnya dalam keterangan pers, Senin (26/12/2016).
Kerusakan fasilitas pendidikan meliputi 18 SD rusak sedang, 5 SMP rusak sedang, 4 SMA/SMK rusak sedang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp9,2 miliar.
Adapun, kerusakan infrastruktur berupa 9 jembatan rusak, jalan dalam kota 40 km rusak, prasarana air minum rusak, sarana kebersihan, 5 dam rusak berat dan 1 dam rusak sedang. Kerugian diperkirakan Rp259 miliar.
Sisanya, tempat usaha atau kios dengan rugian sebesar Rp420 juta, kerusakan puluhan rumah dengan kerugian mencapai Rp30,1 miliar, dan kerusakan kantor dengan kerugian senilai Rp7,8 miliar.
Pemerintah daerah Kota Bima memperkirakan kerugian dari harta penduduk mencapai Rp607,93 miliar sehingga total kerugian ditaksir mencapai Rp984,40 miliar.
Pendataan masih terus dilakukan mengingat belum semua kerusakan tercatat. Selain itu, dampak ekonomi dinilai akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data kerusakan.