Kabar24.com, BANDUNG—Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Barat menjamin persediaan daging sapi jelang Perayaan Hari Raya Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 aman.
Kadisnak Jabar Doddy Firman Nugraha mengatakan pihaknya sudah menghitung stok dan kebutuhan untuk Hari Raya Agung dan dipastikan aman.Perhitungan sampai Natal dan Tahun Baru 2017 kami masih aman, dilihat dari stok di gudang dan masyarakat," katanya di Bandung, Kamis (15/12/2016).
Seperti tahun sebelumnya permintaan daging sapi menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru akan mengalami peningkatan sekitar 10-15% dibandingkan pada bulan biasa. "Untuk sapi rata-rata kita kurang lebih 500.000 ekor per tahun, kalau dihitung per bulaan sekitar 40-50.000-an ekor per bulan. Nah kalau hari besar keagamaan naik 10-15% dari itu," tuturnya.
Meski akan ada kenaikan hargsa namun Doddy menjamin tidak akan ada kasus kelangkaan karena saat ini pasokan dari luar Jabar pun masih berlangsung."Tapi kami menjamin tidak akan ada kelangkaan, kalau untuk Natal dan Tahun Baru mungkin tidak akan seperti Lebaran," ujarnya.
Menurutnya masyarakat diimbau tidak memaksakan diri membeli daging sapi jika harga naik. Apabila kenaikan melebihi Rp 150.000 pihaknya akan segera mengantisipasi. Jika ada kenaikan tajam maka akan ada kebijakan dari pemerintah pusat terkait operasi pasar."Sampai sekarang belum ada fluktuasi harga. Pemerintah pusat mungkin muncul saat harga tinggi mungkin ada operasi pasar," katanya
Pihak pengusaha sendiri memprediksi permintaan daging sapi saat Natal dan Tahun Baru diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 30-40%. Lonjakan permintaan berasal sektor hotel, restoran dan cafe (horeca) bukan pasar tradisional sehingga tidak berdampak bagi konsumen pasar tradisional.
Ketua DPD Asosiasi Pedagang Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Jabar mengungkapkan, bagian daging sapi yang dicari Horeca biasanya tenderloin dan sirloin. Sedangkan, daging yang dilempar ke pasar tradisional biasanya secondary cut.
Tenderloin merupakan bagian daging sapi pada bagian tengah badan sapi seperti tulang belakan diantara bahu dan tulang panggul. Sedangkan sirloin bagian daging sapi berasal dari bawah daging iga sapi hingga ke bagian sisi luar tenderloin atau has dalam.
"Karena ada peningkatan untuk Horeca, maka peningkatan harga pun terjadi di segmen ini. Kenaikan untuk sektor horeca biasanya tidak seheboh di pasar tradisional, karena pada akhirnya mereka kenakan juga ke konsumen," katanya, kepada Bisnis.
Mengenai persediaan, dipastikannya untuk daging sapi akan mencukupi. Karena persediaan baik dalam bentuk sapi atau forzen sudah terpenuhi. Lebih lanjut diakuinya, saat ini ada kenaikan harga, tapi tidak terjadi untuk tingkat ritel dan konsumen.
Kenaikan harga terjadi untuk tingkat bandar hingga pemotong saja sebesar Rp2.000. Karena harga sebesar itu dianggap kecil sehingga dampaknya pun tidak terlalu terasa ke konsumen secara langsung.
"Saat ini permintaan di pasar tradisional belum ada peningkatan signifikan, kemungkinan besar sepekan ke depan baru akan terasa kenaikannya," ucapnya