Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS: ISIS Kehilangan 50.000 Milisi Dalam Dua Tahun

Sedikitnya 50.000 orang anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan tewas sejak pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat terlibat dalam pertempuran di Irak dan Suriah dua tahun silam, demikian pejabat militer AS.
Ilustrasi: Pasukan khusus Irak mengikuti operasi memerangi militan Negara Islam di Kokjali, Mosul, Irak, Rabu (2/11/2016)./Reuters
Ilustrasi: Pasukan khusus Irak mengikuti operasi memerangi militan Negara Islam di Kokjali, Mosul, Irak, Rabu (2/11/2016)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Sedikitnya 50.000 orang anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan tewas sejak pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat terlibat dalam pertempuran di Irak dan Suriah dua tahun silam, demikian pejabat militer AS.

Pejabat militer itu mengatakan jumlah anggota ISIS yang tewas itu merupakan perkiraan perhitungan yang dianggap paling mendekati kenyataan. Kekuatan udara dan kehadiran sejumlah kecil pasukan AS dianggap berdampak kuat selama keterlibatan mereka di Irak dan Suriah.

Namun demikian, pejabat itu juga berulang kali memperingatkan bahwa kelompok militan ISIS kemungkinan dapat memenangi pertempuran sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Jumat (9/12/2016).

Serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin AS dapat diintensifkan di wilayah Mosul pada saat pasukan Irak terlibat peperangan untuk merebut kembali kota itu. Akan tetapi serangan itu berisiko terhadap keselamatan warga sipil.

Selama ini AS sering tidak bersedia memberikan data tentang kondisi musuh yang dihadapi. Namun demikian pada Agustus lalu, Letnan Jenderal Sean MacFarland mengatakan bahwa sekitar 45.000 orang kelompok militan ISIS telah tewas.

Sejauh ini ISIS telah kehilangan wilayah yang mereka kuasai sejak 2014. Sebagian besar wilayahnya itu kini telah direbut kembali oleh pasukan Rusia, Turki, Irak, Suriah dan kelompok Kurdi, melalui dukungan serangan udara AS dan Inggris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : BBC.co.uk

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper