Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duterte Bantah Berniat Copot Wakil Presiden Leni

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Kamis (8/12/2016), berjanji mempertahankan wakil presiden negara itu hingga akhir masa jabatannya, hanya beberapa hari setelah ia mundur dari kabinet, mengeluhkan "rencana mencuri" kedudukannya.
Maria Leonor Leni Santo Tomas Robredo.Memulai karir sebagai pengacara dan aktivis sosial, dan menjadi wakil presiden ke-14 Filipina. Dia berasal dari Partai Liberal. /newsinfo
Maria Leonor Leni Santo Tomas Robredo.Memulai karir sebagai pengacara dan aktivis sosial, dan menjadi wakil presiden ke-14 Filipina. Dia berasal dari Partai Liberal. /newsinfo

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Kamis (8/12/2016), berjanji mempertahankan wakil presiden negara itu hingga akhir masa jabatannya, hanya beberapa hari setelah ia mundur dari kabinet, mengeluhkan "rencana mencuri" kedudukannya.

Wakil Presiden Filipina, Leni Robredo, mundur dari kabinet pada Senin (4/12/2016), dengan mengatakan akan memimpin oposisi dan menantang kebijakan Duterte, seperti, perang mautnya terhadap obat terlarang dan upaya menghidupkan kembali hukuman mati.

"Saya akan menjamin Leni dan seluruh wilayah Bicol bahwa dia (wakil presiden) akan tetap bertugas hingga akhir masa jabatannya," kata Duterte, kepada wartawan setelah upacara peresmian pembangunan bandar udara di wilayah Bicol, Filipina tengah.

"Tidak ada hal, seperti, menyingkirkan wakil presiden," katanya.

Robredo adalah wanita anggota kongres satu masa bakti dari Kota Naga di Bicol.

Dalam pidato sebelumnya, Duterte menuduh oposisi menggunakan unjuk rasa jalanan terhadap pemakaman mendiang pemimpin Ferdinand Marcos di taman pahlawan sebagai alasan memaksanya mundur dan memberi jalan untuk Robredo.

Robredo terpilih sebagai wakil presiden pada Mei dalam pemilihan terpisah dan bukan pasangan Duterte. Ia memperingatkan akan rencana mencopotnya dari jabatan nomor dua setelah dilarang menghadiri sidang kabinet berkala.

Pegiat kemasyarakatan dan pengacara hak asasi manusia berusia 52 tahun itu menang tipis dari mantan senator Ferdinand Marcos Jr, yang ayahnya digulingkan dalam pemberontakan pada 1986. Ia mengajukan protes terhadap hasil pemilihan umum tersebut.

Robredo tidak merinci dugaan komplotan untuk "mencuri" jabatan wakil presiden itu, tapi mengatakan bahwa Marcos menyertai Duterte melakukan kunjungan resmi ke China pada Oktober.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper