Kabar24.com, JAKARTA - Sejumlah aktivis 98 yang tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mendesak Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) agar tidak turun ke jalan pada 2 Desember nanti.
Willy Prakarsa, Ketua Presidium Jari 98, mengemukakan aksi pada 2 Desember nanti merupakan aksi damai yang akan dilaksanakan oleh umat muslim, namun jika diganggu dengan kedatangan buruh maka dikhawatirkan akan mengganggu jalannya aksi damai.
"Masa di Monas nanti ada yang dzikir, di sebelah Balaikota dan Istana teriak-teriak orasi. Sebaiknya jangan ganggu kesucian ibadah umat muslim yang sedang mendengarkan tausiyah dan istighosah akbar," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (30/11).
Dia juga mengatakan jika buruh turut serta dalam aksi yang dilaksanakan pada 2 Desember nanti, maka dikhawatirkan suara buruh akan terpecah. Willy juga mengatakan Presiden KSPI Said Iqbal dinilai kurang bijak menggabungkan perjuangan buruh dengan perlawanan politik bahkan bernuansa SARA, terlebih aksi itu menyangkut agama.
"Saya yakin buruh yang nonmuslim dan buruh lainnya juga berpandangan isu yang diangkat KSPI tidak arif dan bijaksana ketika memutuskan aksi Monas bersamaan dengan ABI III di 212," katanya.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada para buruh untuk tetap bekerja seperti biasa dan tidak ikut-ikutan pada aksi tersebut. Menurut Willy, masih banyak permasalahan krusial terjadi pada buruh di tempat mereka bekerja yang lebih penting untuk diperjuangkan ketimbang harus terlibat dalam demo 212.
"Selama ini Said Iqbal kan sudah sering demo, harusnya punya sedikit malu jangan teriak-teriak orasi di saat para ulama memberikan tausiyah di Monas," tukasnya.