Bisnis.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta nonaktif, memperkirakan pendapatan dari penerapan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) dapat menghasilkan sekitar Rp4 - 5 triliun per tahun.
Hal itu disampaikan cagub nomor urut 2 di Pilkada DKI 2017, di sela-sela pidatonya sesaat sebelum menerima sejumlah keluhan warga Jakarta, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
Cagub yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tersebut juga menegaskan, bahwa pendapatan dari ERP tersebut akan dikembalikan kembali kepada masyarakat melalui subsidi transportasi.
"Dari ERP saya perkirakan nanti bisa dapat sekitar Rp4 - 5 triliun per tahun untuk subsidi bus," ujarnya, Kamis (24/11/2016).
Sejumlah subsidi transportasi yang sudah dilakukan DKI saat ini, seperti pegawai dengan gaji UMP, lansia, penghuni rusun gratis naik Transjakarta, dan perluasan jangkauan layanan hingga daerah sekitar Jakarta, seperti Bekasi dan Tangerang yang hanya bayar Rp3.500 dinilai masih perlu dimaksimalkan manfaatnya.
Pihaknya pun berencana akan terus mendatangkan jumlah Transjakarta yang banyak dengan model yang ramah disabilitas.
Sehingga, lanjut dia, ke depan juga diharapkan dapat dilahirkan jaringan bus yang bisa menjangkau hingga ke wilayah perumahan perumahan di DKI, guna mengurangi penggunaan mobil pribadi.
"Kami juga akan perbaiki 2.400 halte yang ramah disabilitas. Kita juga sudah siapkan armada untuk antar jemput warga penyandang disabilitas dari rumah ke halte Transjakarta ataupun stasiun bagi warga kurang mampu," ujarnya.
Selain itu, dirinya saat ini juga sedang menyelesaikan hadirnya jaringan transportasi berbasis rel di Ibu Kota, yakni Mass Rapid Transit (MRT) dan juga Light Rail Transit (LRT).
Sementara itu, proses pelaksanaan proyek ERP yang akan dibangun disejumlah ruas jalan itu, saat ini sedang dalam proses lelang yang diikuti ratusan peserta.