Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng ‘Jual’ Potensi 35 Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengejar target dapat menarik lebih banyak kepeminatan investor untuk menanam modal di 35 kabupaten kota.
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho

SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengejar target dapat menarik lebih banyak kepeminatan investor untuk menanam modal di 35 kabupaten kota. 

Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan target itu didasari faktor potensi daerah, kekayaan sumber daya alam serta infrastruktur yang kian membaik.

“Kami menginginkan para investor yang masuk tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan kepeminatan yang lalu yaitu di angka 67 kepeminatan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (16/11).   

BPMD Jateng siap menggelar Central Java Investment Business Forum atau SJIBF di Jakarta pada Senin (21/11) pekan depan.  Calon investor maupun investor yang memiliki kepeminatan menanamkan modal di Jateng bisa mendapatkan informasi lengkap dalam acara tersebut.

Perihal target investasi yang masuk dalam forum itu, pihaknya belum berani menyebutkan angka. Berdasarkan acara serupa tahun lalu, ada sekitar 33% kepeminatan yang serius berinvestasi di Jateng dengan angka sekitar Rp70 triliun.

Jawa Tengah diklaim memiliki daya tarik investasi yang didukung dengan ketersediaan lahan, upah buruh lebih rendah dibandingkan wilayah Jabodetabek serta tenaga kerja yang memadai.

Dalam agenda tahunan ini, Jateng memberikan kesempatan kepada para investor untuk mengetahui lebih detail apa saja potensi serta sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan industri tersebut.

“Kami pamerkan segala potensi yang ada di Jateng, diikuti 35 kabupaten/kota. Mereka akan paparkan potensi masing-masing.”

Selain potensi daerah, kata Sujarwanto, para kepala daerah dan pejabat terkait diminta untuk menerangkan tentang perbaikan pelayanan publik dan informasi ketenagakerjaan.  “Kami harapkan bukan saja besaran kepeminatan, tetapi lebih pada keseriusan orang yang berminat investasi di Jateng,” terangnya.

Berdasarkan data BPMD Jateng pada Triwulan III/2016, investasi penanaman modal asing di angka US$803 juta atau setara Rp10,8 triliun dengan 695 proyek. Adapun, penanaman modal dalam negeri atau PMDN mencapai angka Rp9,8 triliun dengan 682 proyek.

“Tahun ini kami targetkan investasi Rp27,5 triliun. Saya harapkan bisa terealisasi sampai akhir tahun. Tahun depan kami targetkan Rp30,5 triliun,” paparnya.

STRATEGIS

Sujarwanto meyakini Jateng merupakan wilayah strategis yang semakin dilirik oleh banyak investor. Mereka memilih daerah itu lantaran berdekatan dengan Provinsi Jawa Barat dan jaraknya tidak melebihi 300 kilometer dari perbatasan Jateng menuju Ibu Kota Indonesia yakni Jakarta.

Menurutnya, sejumlah investor dari negara Asean belakangan ini mulai berdatangan untuk melakukan survei ke wilayahnya.

Mereka berencana membangun perusahaan tekstil maupun produk tekstil, pengolahan garam maupun industri teknologi informasi. Pihaknya mengingatkan kepada investor untuk memilih wilayah yang sesuai dengan potensi sumber daya alam serta lokasi strategis.

Kendati demikian, Sujarwanto menyarankan kepada para penanam modal untuk memilih daerah atau wilayah yang telah menyediakan kawasan industri.

“Apalagi, di Jateng ada Kawasan Industri Kendal. Mereka pasti akan tertarik masuk ke sini,” katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyiapkan tenaga terampil melalui lulusan sekolah menengah kejuruan atau SMK untuk memenuhi kebutuhan industri yang menanamkan modal di wilayah setempat.

Dia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan industri, pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia terdidik dan terampil melalui SMK. Di samping itu, peningkatan keterampilan juga dilakukan di balai latihan kerja (BLK), dengan kualifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Menurutnya, Jateng sangat seksi untuk investasi dengan kesiapan tenaga kerja, ketersediaan lahan industri, infrastruktur semakin baik. Ganjar mengatakan pola investasi yang tidak mudah karena banyak komplain dari investor, maka pola kawasan industri menjadi cara yang bisa membantu mengakselerasi.

Dia menjelaskan satu kawasan industri hanya membutuhkan satu izin dengan hamparan lahan yang luas, maka perusahaan yang masuk ke kawasan itu tidak perlu izin yang lain.

  “Kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi mesti didobrak, dan harapannya sentra industri di Jateng dapat menyerap banyak tenaga kerja. Dan kami telah siapkan tenaga didik dan terampil dari SMK, karena Jateng merupakan provinsi vokasi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Sumber : Bisnis Indonesia (18/11/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper