Kabar24.com,JAKARTA--Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Farouk Muhammad mengatakan bahwa penyerangan terhadap Gereja Oikumene di Samarinda adalah akibat deteksi dini intelijen yang belum optimal dalam mencegah aksi teror.
"Ini mengindikasikan kecolongan intelijen dalam mendeteksi aksi teror, apalagi terjadi di Kaltim yang sudah merupakan salah satu basis teroris," ujar Farouk, Selasa (15/11/2016).
Senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menentang segala bentuk kekerasan dan teror yang terjadi selama ini atas nama apapun.
Karena pada akhirnya, tindakan tersebut kontraproduktif dalam usaha menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan beragama di Indonesia, ujarnya.
Menurutnya, aparat keamanan harus menindak secara tegas pelaku penyerangan Gereja di Samarinda sesuai dengan perbuatannya.
Dia mendesak aparat keamanan untuk mengungkap jaringan pelaku teror Gereja tersebut.
Dia juga menghimbau kepada elit bangsa agar peristiwa tersebut tidak perlu mencoreng persatuan dan terus mendoakan korban yang saat ini belum sepenuhnya pulih.
"Saya menghimbau kepada para tokoh dan elit bangsa untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif. Diantaranya dengan menghindari komentar-komentar yang berpotensi menyebabkan konflik." pungkasnya.
Sebagai informasi, ledakan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016).
Kejadian tersebut melukai lima orang dimana empat orang diantaranya adalah anak-anak, dan salah satunya meninggal dunia.
Bom Samarinda: DPD Sebut Intelijen Kecolongan
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Farouk Muhammad mengatakan bahwa penyerangan terhadap Gereja Oikumene di Samarinda adalah akibat deteksi dini intelijen yang belum optimal dalam mencegah aksi teror.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : John Andhi Oktaveri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
38 menit yang lalu
Malaysia Lanjutkan Pencarian MH370 Setelah Mandek 10 Tahun
1 jam yang lalu