Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPT: Banyak Objek Vital, Kaltim Masuk 12 Wilayah Rawan Terorisme

Tak hanya kaya sumber daya alam, letak Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang berada di utara Indonesia membuat provinsi ini dinilai rawan sebagai daerah terorisme.
Bom meledak di Gereja Oikoumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11)./Antara
Bom meledak di Gereja Oikoumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11)./Antara

Kabar24.com,  SAMARINDA - Tak hanya kaya sumber daya alam, letak Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang berada di utara Indonesia membuat provinsi ini dinilai rawan sebagai daerah terorisme.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menetapkan Kaltim 1 dari 12 wilayah yang berzona merah rawan terorisme.

Keduabelas wilayah itu yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kaltim Hasyim Miradje mengatakan Kaltim sebagai daerah penghasil sumber daya alam dan memiliki berbagai objek vital negara serta letaknya yang dekat dengan perbatasan membuat provinsi ini rawan terorisme.

"Kaltim ini jadi jalur perlintasan utara menuju Taliban Afghanistan dan Moro Filipina karena letaknya dekat dengan perbatasan," katanya, Selasa (15/11/2016).

Dia mengaku kecolongan terjadinya bom di Gereja Oikumene pada Minggu (13/11). Pelaku teror bom di Gereja Oikumene Samarinda Seberang, Juhanda, telah diawasi ketika tiba di Samarinda sejak 2 tahun lalu.

"Ada sekitar 9 eks napi teroris yang berada di Kaltim dan kami selalu awasi mereka. Juhanda ini sebelum ke Kaltim dia ke Sulawesi lalu disuruh temannya saat di penjara untuk ke Kaltim karena ada keluarganya," katanya.

Dari 9 residivis, lanjutnya, hanya Juhanda lah yang susah untuk dilakukan pembinaan. Meskipun Juhanda susah dibina, pihaknya tetap melakukan pendekatan persuasif dan tak bisa serta merta mengusir dari wilayah Bumi Etam.

FKPT bersama dengan intelejen selalu melakukan pengawasan kepada mantan napi teroris yang berada di Kaltim. "Mereka eks napi ini diawasi tapi kami enggak tau kapan mereka beraksi karena undang-undang terkait terorisme enggak boleh menangkap sebelum mereka melakukan. Jadi ya harus ada bukti," tutur Hasyim.

Dia menilai regulasi penanganan terorisme di Indonesia terbilang lemah dan membuat gerak aparat menjadi terbatas dalam melakukan pencegahan.

"Aparat baru bisa bertindak setelah ada kejadian. Kami hanya bisa memantau dan mengikuti pergerakan mereka. Apalagi bahan bom molotov kan beda dengan jenis bom lainnya. Ya kami kecolongan si Juhanda ini," katanya.

PEMBINAAN

Menurutnya, pembinaan residivis di Kaltim sudah dilakukan berbagai macam yakni dengan ceramah agama, terlibat dalam kegiatan masyarakat hingga dibentuknya koperasi untuk hidup para eks napi ini. Pasalnya, para residivis ini mempunyai keluhan dalam bermata pencaharian karena selalu dicurigai oleh masyarakat.

"Mereka ngeluh hidup susah karena dicurigai. Mereka minta tolong bagaimana untuk bisa hidup. Kami lalu beri uang ke delapan eks napi selain Juhanda ini Rp10 juta per orang tahun lalu untuk usaha. Lalu kami beri koperasi untuk kelola itu. Juhanda termasuk baru di Kaltim dan baru masuk dikasi uang tahun ini," kata Hasyim.

Salah satu eks napi teror bom pada 2003, Yunus, bercerita bahwa residivis yang ada di Kaltim dilakukan pembinaan setiap dua bulan sekali.

Eks napi yang ada di Kaltim tersebar di beberapa wilayah yakni sebanyak 5 orang berada di Samarinda (termasuk Juhanda), 1 orang berada di Tenggarong Kutai Kartanegara, 2 orang di Kota Balikpapan dan 1 orang di wilayah Penajam Paser Utara.

"Pembinaan itu isinya ya kumpul bareng, ada diberi pekerjaan juga. Kami bentuk Koperasi Merah Putih 71. Juhanda ini lain kelompok jadi belum masuk pembinaan. Saya enggak kenal Juhanda ini, mungkin ada tekanan lingkungan yang buat dia kembali neror lagi," ucap Yunus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper