Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR: Fungsi Pengawasan BNPT Gagal Terkait Bom Samarinda

Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan bahwa fungsi pengawasan dan pembinaan dari Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) telah gagal setelah terbukti bahwa bahwa peledakan bom di Samarinda, Kalimatan Timur merupakan mantan tahanan terorisme.
Ilustrasi bom/Antara
Ilustrasi bom/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa menilai fungsi pengawasan dan pembinaan dari Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) telah gagal, setelah terbukti peledakan bom di Samarinda, Kalimatan Timur, merupakan mantan tahanan terorisme.

"Kalau ada yang melakukan bom lagi, berarti kan pengawasan itu gagal. Ini kan pelakunya mantan pelaku teror yang sudah masuk Lapas yang seharusnya masih dalam pengawasan BNPT‎,” ujarnya kepada wartawan, Senin (14/11/2016).

Politisi Partai Gerindra itu juga meminta agar suasana yang tidak kondusif seperti ini segera ditangani dengan cara aparat keamanan segera bertindak mencari dan mengusut pelakuknya. Menurutnya, kalau aparat keamanan lamban bertindak lambat maka apa yang terjadi seperti kasus Poso bisa terjadi.

"Proses penanganannya lamban dan tidak memuaskan masyarakat muslim Poso. Ini yang terjadi kemudian, pasca [kejadian] itu, Santoso masuk Lapas karena melakukan perampokan dan setelah itu jadi teroris beneran," ujarnya.

Menanggapi peristiwa pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene di Samarinda, Ahad (13/11/2016), Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo meminta kepada seluruh aparat kemanan di daerah agar waspada.

Menurutnya, serangan bom tersebut menjadi petunjuk kecenderungan baru pelaku teror dalam melancarkan serangannya. Mereka tidak lagi melakukan serangan pada obyek vital di kota-kota besar seperti Jakarta.

"Serangan dengan target acak di daerah-daerah juga menjadi petunjuk bahwa ruang gerak teroris di perkotaan semakin sempit. Mereka coba melampiaskan kemarahan mereka di daeah-daerah,” ujar politisi Partai Golkar itu. Karena itu, ujarnya, aparat keamanan di semua daerah harus waspada.

Menurutnya, pola serangan seperti di Samarinda dan Medan bisa saja dilakukan di daerah lain. Apalagi pelaku teror melakukan serangan di daerah-daerah dengan target acak sekadar untuk membuktikan eksistensi mereka.

Sebelum serangan pada sebuah gereja di Samarinda Ahad pagi, bulan  Agustus lalu, teroris juga melakukan serangan bom pada sebuah gereja kecil di Medan.

Bambang juga mengingatkan dengan adanya tragedi-tragedi tersebut, menjadi bukti bahwa terorisme adalah ancaman nyata. Kendati terus diburu dan disergap oleh Detasemen 88 Anti-teror Mabes Polri, sel-sel teroris di dalam negeri masih aktif, ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper