Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ringkasan headlines Bisnis Indonesia edisi cetak Jumat, 11 November 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silakan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Industri
Hal 25. MELAWAN TREN: Penjualan Semen Oktober Anjlok
Penjualan semen pada Oktober melawan tren, yang biasanya menjelang akhir tahun selalu meningkat seiring dengan realisasi anggaran belanja pemerintah kini malah anjlok.
Hal 26. PERDAGANGAN INDONESIA-AS: Masa Depan Bergantung pada Negosiasi Ulang
Masa depan perdagangan Indonesia-Amerika Serikat dinilai bergantung pada negosiasi ulang kesepakatan perniagaan dengan pemerintahan baru negeri Paman Sam tersebut. Selama ini posisi Indonesia dipandang terlalu lunak meski memiliki posisi tawar yang terus membaik.
Hal 27. KINERJA 2016: Belum Moncer Hingga September
Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia menilai sektor properti tahun ini, setidaknya sampai September, masih belum menggembirakan, tetapi sinyal pemulihan ekonomi mulai tampak.
Hal 28. APLIKASI TRANSPORTASI: Taksi Online Tak Berizin Capai 90,4%
Jumlah kendaraan angkutan sewa dengan aplikasi berpelat kendaraan B yang mengantongi izin mencapai 1.532 unit kendaraan atau 9,6% dari total kendaraan.
Hal 29. EKSPANSI MASKAPAI: Chandra Lie Rambah Bisnis Bengkel Pesawat
Sriwijaya Air Group milik keluarga Chandra Lie bersiap mengembangkan sayap bisnis di bidang perawatan pesawat, setelah resmi mendapatkan lampu hijau dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Hal 30. PENGHILIRAN PERTAMBANGAN: Mineral Melimpah, Smelter Tak Seberapa
Pemerintah menjamin jumlah ca dangan komoditas mineral di Indonesia masih dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengo lahan dan pemurnian atau smelter dalam negeri.
Hal 31. INDUSTRIALISASI PERIKANAN: Galangan Lokal Mulai Bangun Kapal Pengangkut
Galangan kapal domestik direncanakan dapat memulai pembangunan kapal pengangkut ikan hidup mulai Desember 2016 seiring dengan tuntasnya desain armada perikanan tersebut.
Hal 32. PROYEKSI 2017: Penjualan Mobil Bakal Melaju Lebih Cepat
Pelaku industri roda empat memperkirakan pasar tahun depan bisa melampaui pertumbuhan tahun ini yang dipatok di kisaran 4%, bahkan berpotensi digiring ke level 10% jika tak ada gangguan terhadap perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel