Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Menang, Duterte Ingin Setop Pertengkaran Dengan AS

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangan pada pemilihan presiden AS dan mengatakan, Rabu, bahwa ia sekarang berharap menghentikan pertengkaran dengan Amerika Serikat.
Rodrigo Duterte Trump dari Timur/Reuters
Rodrigo Duterte Trump dari Timur/Reuters

Bisnis.com, KUALA LUMPUR -  Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangan pada pemilihan presiden AS dan mengatakan, Rabu, bahwa ia sekarang berharap menghentikan pertengkaran dengan Amerika Serikat.

Duterte sebelumnya menyatakan kemarahan pada pemerintahan Presiden AS Barack Obama atas kritik yang dilontarkan padanya.

Pemimpin Filipina, yang dijuluki "Trump dari Timur" karena kerap mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor secara tak terkendali, telah berulang kali menggertak Washington dalam beberapa bulan belakangan ini. Duterte mengancam akan menghentikan kesepakatan pertahanan dan mengakhiri latihan perang bersama dengan AS.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Bapak Donald Trump. Semoga berjaya," kata Duterte saat berpidato di depan masyarakat Filipina dalam kunjungannya di Malaysia.

"Kami sama-sama suka mengumpat. Kami bahkan mengumpat untuk masalah sepele. Saya harus menghentikannya karena Trump di sana (menjadi presiden, red). Saya sudah tidak mau lagi bertengkar, karena Trump menang." Duterte memenangi pemilihan presiden di Filipina pada Mei tahun ini dengan perbedaan angka suara yang tinggi. Ia sering dibanding-bandingkan dengan Trump dan menjadi kandidat alternatif dari kalangan luar politik nasional.

Kehebohan terbesar yang dibuat Presiden Duterte sejauh ini adalah sikap permusuhannya terhadap Amerika Serikat.

Permusuhan itu diperlihatkan dalam kemarahan yang muncul hampir setiap hari terkait keprihatinan AS soal pelanggaran hak-hak asasi manusia di Filipina dalam perang maut yang dilancarkan Duterte terhadap kejahatan narkoba.

Ia juga berkali-kali mengeluarkan ancaman untuk menurunkan hubungan militer, yang selama ini menjadi elemen penting kebijakan "poros" Washington untuk Asia.

Bulan lalu, Trump mengatakan kepada Reuters bahwa Filipina adalah lokasi strategis yang sangat penting dan bahwa komentar-komentar Duterte soal mendepak pasukan asing menunjukkan "kurangnya rasa hormat bagi negara kita." Teddy Locsin Jr, duta besar Filipina yang akan bertugas di Perserikatan Bangsa-bangsa, mengatakan ada beberapa kesamaan antara Trump, yang mengejutkan dunia dengan mengalahkan Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS pada Selasa, dan Duterte.

"Saya ingat ketika Trump, di tengah-tengah pernyataan yang disampaikannya, mengatakan 'Saya tidak akan berbicara seperti ini setelah saya menjadi presiden'," kata Locsin di televisi.

"Saya ingat seseorang yang juga mengatakan hal yang sama," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper