Kabar24.com, JAMBI – Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan, luas lahan gambut yang direstorasi dalam kurun waktu 2016-2020 adalah 2,4 juta hektare (ha).
Nazir mengatakan hal itu saat pembukaan Jambore Masyarakat Gambut (JMG) yang berlangsung di Jambi, Sabtu (5/11/2016). Menurut dia, luasan tersebut melebihi target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) seluas 2 juta hektare berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2016.
Dikatakan, restorasi dilakukan untuk memulihkan sistem lahan rambut yang rusak. Kerusakan ini bisa disebabkan alam, maupun aktivitas manusia. Kerusakan ini bisa mengakibatkan peningkatan efek gas rumah kaca (GRK). Dengan restorasi, maka efek GRK itu bisa dikendalikan.
“Kita mau buktikan ke dunia, bahwa kita memiliki sistem koordinasi penanggulangan cepat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Ini bisa menaikkan posisi tawar Indonesia di dunia untuk internasional,” ujar Nazir.
Dijelaskan, restorasi gambut tak sekadar memperbaiki kerusakan sistem. Lebih dari itu, sekaligus memberdayakan masyarakat yang tinggal di daerah lahan gambut.
Target lahan gambut 2,4 juta hektare yag akan direstorasi hingga tahun 2020 itu berada di 1.2015 desa di tujuh provinsi, yaitu Jambi, Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua.
Total luas lahan gambut di Indonesia 12,7 hektare yang berada di 2.945 desa di 7 provinsi.
Nizar menjelaskan, sebagian besar desa yang berada di lahan gambut adalah desa tertinggal, sehingga program restorasi gambut disinergikan dengan program dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Desa Peduli Gambut
Nazir menjelaskan, BRG merancang program Desa Peduli Gambut di 1.000 desa dengan rincian: 300 desa didukung dana dari APBN, 200 desa didukung dana dari LSM dan donor, serta 500 desa didukung program kemitraan denga n dunia usaha.
Dengan jumlah itu, maka akan ada kontribusi pada kisaran 10% hingga 20% target pemerintah untuk mengubah 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang.
“Target ini tercapai bila ada kerja sama dan sinergi dengan program kementerian, pemerintah pusat dan daerah, LSM, serta lembaga donor,” ujar Nazir.
Secara terpisah Sekretari Daerah Provinsi Jambi Ridam Priskab menuturkan, pihaknya belum memiliki anggaran khusus untuk restorasi gambut pada tahun ini. Namun, untuk tahun 2017, Pemprov Jambi akan mengalokasikan dana pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Ditambahkan, pihaknya akan melaksanakan Desa Peduli Gambut pada 72 desa di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Jarat dan Tanjung Jabung Timur.