Kabar24.com, JAKARTA - Aksi saling umpat antar dua calon presiden Amerika, Donald Trump dan Hillary Clinton, terus berlanjut.
Kali ini Hillary menyebut Trump sebagai sore loser (seseorang yang tidak bisa menerima kekalahan) setelah sang miliuner, dalam debat mereka minggu lalu, menyatakan akan menolak untuk mengakui hasil pemilu 8 Oktober nanti.
Hillary, calon presiden Amerika dari Partai Demokrat yang juga mantan Menteri Luar Negeri, mengatakan pernyataan Trump tersebut jauh lebih konsisten daripada komentar yang mungkin dikeluarkan oleh seorang pemimpin dari negara nondemokratis terkait lawan politik mereka.
"Dengan mengatakan Anda tidak akan menghormati hasil pemilu, hal ini merupakan ancaman langsung terhadap demokrasi kita," kata Clinton seperti dikutip dari Reuters, Senin (24/10/2016).
Sebelumnya, Kellyane Conway, penasihat Trump mengakui ketertinggalan calon presiden dari partai Republik tersebut jelang pemilu yang akan berlangsung pada awal bulan depan.
"Kami tertinggal," katanya.
Namun, dia menambahkan bahwa tim kampanye Trump sedang berusaha menarik hati para pemilih yang belum menetapkan pilihan untuk mendukung Clinton .
Seiring selisih polling yang semakin melebar, Trump berulangkali mengatakan bahwa dia sedang dicurangi dalam pemilu ini tetapi sejauh ini dia belum memberikan satu bukti pun terkait pernyataannya tersebut. Belum lagi, sejumlah studi menunjukkan bahwa sistem pemilu di Amerika yang terdesentralisasi dan dijalankan oleh pemerintah dinyatakan aman.