Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KUDETA TURKI: Jaksa Penuntut Perintahkan 125 Polisi Ditangkap

Seorang jaksa penuntut Turki pada Selasa (11/10/2016) memerintahkan penangkapan 125 orang aparat polisi dalam investigasi sebuah pergerakan religius yang dituduh melakukan kudeta militer oleh pemerintah, kantor berita nasional Anadolu melaporkan.
Seorang pria melambaikan bendera Turki usai percobaan kudeta militer ke Presiden Tayyip Erdogan, Sabtu (16/7/2016)/Reuters
Seorang pria melambaikan bendera Turki usai percobaan kudeta militer ke Presiden Tayyip Erdogan, Sabtu (16/7/2016)/Reuters

Bisnis.com, ISTANBUL, Turki - Seorang jaksa penuntut Turki pada Selasa (11/10/2016) memerintahkan penangkapan 125 orang aparat polisi dalam investigasi sebuah pergerakan religius yang dituduh melakukan kudeta militer oleh pemerintah, kantor berita nasional Anadolu melaporkan.

Itu merupakan penangkapan gelombang kedua sejak 7 Oktober lalu yang menyasar para tersangka perencana kudeta dalam badan kepolisian, kantor berita swasta Dogan mengatakan dalam situs resmi mereka.

Pihak berwenang melakukan penggerebekan di Istanbul, dan di antara para aparat yang dicari terdapat 30 orang kepala polisi, Anadolu mengatakan. Tidak ada pejabat apapun dari kantor jaksa yang ada saat itu untuk memberikan komentar terkait perintah penangkapan tersebut.

Presiden Tayyip Erdogan menuduh mantan sekutunya, pemuka agama Islam Fethullah Gulen, berada di balik pemberontakan 15 Juli lalu yang menewaskan 240 orang, kebanyakan warga sipil yang memprotes usaha pemberontakan itu. Gulen, yang saat ini tinggal di Pennsylvania menyangkal segala keterlibatan.

Jaksa Istanbul mengatakan bahwa para pejabat itu menjadi tersangka karena mereka dituduh menggunakan sebuah aplikasi perpesanan telepon genggam yang kurang populer, ByLock, Dogan melaporkan.

Pemerintah menggunakan dekrit yang dikeluarkan saat darurat untuk segera mengumpulkan para tersangka perencana kudeta, dan 32.000 orang telah ditahan. Mereka juga telah memberhentikan 100.000 orang dari sejumlah dinas keamanan dan birokrasi.

Parlemen pada Selasa akan memilih untuk memperpanjang keadaan darurat, yang dikeluarkan pada Juli lalu selama tiga bulan, hingga Januari.

Gulen, 75, telah memimpin sebuah pergerakan religius selama beberapa dasawarsa dimana para anggotanya berusaha mendapatkan posisi dalam pasukan keamanan dan pegawai negeri sipil untuk memperluas cakupannya, pihak berwenang mengatakan. Dia melarikan diri dari Turki pada 1999 untuk menjauhi pengadilan terkait tuduhan komentar anti-sekuler.

Jaringan konservatif mendukung Erdogan, yang memiliki akar dalam sebuah pergerakan politik Islamis, pada pertengahan awal masa jabatannya namun runtuh atas adanya perselisihan dalam kebijakan luar negeri dan domestik dan adanya kebocoran dalam penyelidikan korupsi yang menyasar kalangan dalam Erdogan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper