Kabar24.com, MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta Amerika Serikat menarik pasukan militernya dari Filipina bagian Selatan karena dianggap bakal menyulitkan negara dalam menghadapi para militan ISIS.
Duterte mengatakan anggota militer negaranya tengah mendapatkan pelatihan dari pasukan khusus untuk menghadapai kelompok Abu Sayyaf.
“Pasukan Amerika Serikat harus pergi. Saya tidak ingin berseteru dengan Amerika, tetapi mereka harus pergi. Mereka hanya akan membunuh tentaranya, menculiknya dan meminta uang tebusan,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (12/9/2016).
Semenjak keputusan Amerika Serikat untuk mengerahkan pasukannya di Filipina bagian selatan untuk melatih pasukan setempat untuk menghadapi serangan Abu Sayyaf sejak 2002, beberapa tentaranya telah dibunuh.
Sekitar 1.200 pasukan berjaga di Kota Zamboanga dan Jolo serta Pulai Basilan yang merupakan kubu Abu Sayyaf. Namun, program tersebut tidak berlanjut hingg 2015, tapi masih ada beberapa pasukan yang berjaga untuk mengawasi logistik dan kegiatan teknis lainnya. Washington telah mengubah fokusnya dari Filipina ke Laut Cina Selatan.