Kabar24.com, VIENTIANE— Presiden Amerika Barack Obama membatalkan pertemuannya dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte setelah Duterte memaki Obama.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Gedung Putih. Kunjungan Obama tersebut seharusnya menjadi pertemuan pertama antara Obama dan Duterte.
Duterte yang kerap berbicara blak-blakan dikenal dengan usahanya untuk menentang peredaran narkoba yang berujung pada kematian ribuan orang di negaranya.
Duterte mengucapkan kata-kata kasar bernada menghina tersebut di hadapan sejumlah reporter pada Senin (5/9/2016) sehari sebelum pertemuan yang semula direncabakan akan dilakukan di Laos, yang menjadi tempat pertemuan para pemimpin negara-negara ASEAN.
Obama sendiri mengetahui soal hinaan tersebut ketika dia keluar dari pertemuan G20 yang berlangsung di Hangzhou, China.
Dalam sebuah konferensi pers, dia mengatakan bahwa dia memberi tahu asistennya untuk berbicara dengan pejabat Filipina apakah saat ini benar-benar merupakan waktu yang tepat bagi kedua pihak untuk melakukan diskusi yang konstruktif, dan produktif.
Hal ini menandakan dengan jelas bahwa pertemuan kedua kepala negara tersebut tidak akan terjadi seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Saya selalu memastikan bahwa jika saya akan mengadakan pertemuan maka pertemuan tersebut akan produktif dan menghasilkan sesuatu,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/9/2016).
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Ned Price mengatakan setelah membatalkan pertemuan dengan Duterte, saat ini Obama malah berencana untuk bertemu Presiden Korea Selatan Park Geun-hye pada Selasa (6/92016).
Peluncuran rudal olehKorea Selatan yang baru-baru ini kembali terjadi diperkirakan akan menjadi salah satu agenda diskusi dalam pertemuan tersebut.
Duterte sendiri memenangkan kursi kepresidenen pada 2016. Dia berjanji untuk menekan tindak kriminal dan menyapu bersih narkoba da pedagangnya.
Sedikitnya 2.400 orang dilaporkan tewas sejak dia menjabat menjabat sebagai Presiden 1 Juli lalu termasuk 900 orang yang tewas dalam operasi polisi sementara yang lainnya tewas selama proses investigasi.
Duterte mengatakan isu hak azasi yang dilayangkan Obama terkait tindakannya ini merupakan hal yang kasar dan berpotensi memicunya untuk menghina Obama.