Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali mengingatkan pentingnya pengaturan pengeras suara (loudspeaker) di masjid.
Dia meminta penyetelan rekaman pengajian lewat loudspeaker masjid tidak usah terlalu lama.
"Ada masalah-masalah terjadi pekan lalu, masalah teknis yang selalu kita bicarakan disebabkan loudspeaker," kata Kalla, Kamis (4/8/2016), saat membuka seminar peran masjid dalam menangkal pemikiran menyimpang, di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta.
Kalla mengatakan hal itu menyinggung kasus pembakaran tempat ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara. Kasus tersebut dipicu protes seorang warga yang merasa terganggu oleh suara azan dari loudspeaker masjid.
Menurut Kalla, pengurus masjid kerap menyetel rekaman pengajian menjelang azan dalam durasi yang cukup lama, yaitu sekitar 25 menit. Padahal, kata dia, jemaah yang akan datang ke masjid tidak memerlukan waktu hingga setengah jam.
"Pengajiannya setengah jam, padahal orang datang ke masjid hanya lima menit, masak pengajiannya setengah jam," tuturnya.
Kalla mengatakan jumlah masjid di Indonesia adalah yang terbanyak di dunia. Jumlahnya mencapai sekitar 800 ribu masjid. Artinya, rata-rata untuk setiap 250 orang Islam di Indonesia ada masjid. Jumlah masjid pun berdekatan.
"Di Jakarta, setiap 500 meter ada masjid," katanya.
Berdasarkan hal itu, waktu tempuh jemaah ke masjid tidak akan lama, yaitu sekitar lima menit. Suara loudspeaker, Kalla melanjutkan, seharusnya juga tidak terlalu besar agar tidak mengganggu banyak orang.