Kabar24.com,JAKARTA—Pasukan Indonesia sedang dalam siaga tingkat tinggi menghadapi kemungkinan adanya serangan balasan setelah Santoso, militan paling dicari, tewas pekan ini.
Pihak kepolisian mengkonfirmasi Santoso tewas dalam sebuah baku tembak dengan angkatan bersejata di Sulawesi pada Senin (18/7/2016).
Namun, pihak kepolisian menyatakan tingkat ancaman masih tetap tinggi.
Rudy Sufahriadi, Kepala Polisi Sulawesi Tengah mengatakan operasi keamanan di Poso, yang menjadi daerah persembunyian Santoro, akan berlanjut.
“Ada kemungkinan serangan balasan. Mereka bukanlah teroris jika mereka tidak melakukan balas dendam,” katanya melalui sambungan telepon seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/7/2016).
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa operasi keamanan di wilayah yang menjadi lahan subur bagi terorisme akan akan diintensifkan .
Sekitar 20 anggota Mujahidin Indonesia Timur di bawah pimpinan Santoso tetap bersembunyi di hutan di Sulawesi. Pemerintah Indonesia telah melakukan operasi keamanan skala besar di wilayah ini selama bertahun-tahun.
Tim kepolisian dan militer juga menembak mati seorang pria yang dipercaya sebagai tangan kanan Santoso pada Senin. Pemerintah menyebut tindakan ini akan melemahkan kelompok tersebut.
Tahun lalu, Presiden Joko Widodo meningkatkan usaha untuk menangkap Santoso dalam keadaan hidup atau tewas. Dia memerintahkan militer untuk membantu ribuan polisi yang menyisir hutan tempat persembunyian Santoso. Usaha ini termasuk penggunaan pesawat temput dan kapal perang.