Kabar24,com, ISTAMBUL - Sekelompok tentara Turki mendeklarasikan secara resmi sebuah kudeta sekaligus pemberlakuan darurat militer. Mereka juga menyatakan telah mengambil kendali atas negeri tersebut, dan bandara utama Istambul telah ditutup dan pasukan jets telah tampak di atas langit Turki.
Namun, seperti dikutip Aljazeera, Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam panggilan telepon ke penyiar radio CNN Turki mengatakan ia tetap presiden negara dan kepala tentara dan menyerukan orang untuk turun ke jalan melawan kudeta.
"Kami akan mengatasi hal ini," kata Erdogan, yang berbicara pada panggilan video ke ponsel hingga kamera dengan presenter. Dia meminta para pengikutnya untuk turun ke jalan untuk membela pemerintahnya dan mengatakan komplotan kudeta akan membayar harga yang berat.
Seorang pejabat mengatakan Erdogan berbicara dari Marmaris di pantai Turki di mana ia sedang berlibur. Erdogan mengatakan ia dengan cepat akan kembali ke Ankara.
Di Ibu Kota Ankara, tembakan terdengar, dan jet militer serta helikopter terlihat terbang di atas laangit, kata sumber Reuters. Badan Anadolu yang dikelola negara itu melaporkan bahwa sebuah helikopter militer telah menyerang markas polisi Ankara dan Reuters mengatakan parlemen dikelilingi dengan tank.
Saksi Reuters lain melaporkan mendengar tembakan di bandara Istanbul. "Kami tahu mereka telah bertindak di luar rantai komando," Cemalettin Hasimi, seorang juru bicara pemerintah mengatakan kepada Al Jazeera, merujuk ke tentara yang berupaya melakukan kudeta.
"Tapi kekuatan demokrasi telah berhasil mengambil situasi kembali terkendali. DPR akan berkumpul di setengah jam."
Seorang koresponden Al Jazeera di kota pesisir Izmir melaporkan pembangunan militer yang luar biasa berat di kota pada hari sebelumnya.
Di Gaziantep, sebuah kota di selatan, Al Jazeera Zeina Khodr melaporkan bahwa pendukung Erdogan telah turun ke jalan, mengindahkan seruannya kepada warga untuk memprotes aksi kudeta itu. Arus kendaraan dialirkan menuju bandara.
Kantor berita Dogan mengutip anggota militer pada hari Jumat yang mengatakan bahwa mereka ingin "untuk menginstal ulang tatanan konstitusional, demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan, untuk memastikan bahwa aturan hukum sekali lagi memerintah di negeri ini, untuk hukum dan agar dipulihkan.