Bisnis.com, Samarinda – Istri Almarhum Mantan Presiden RI Abdurahman Wahid, Shinta Nuriyah mengingatkan kembali agar antar umat beragama di Indonesia untuk mengeratkan tali persaudaraan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri buka puasa bersama ratusan para santri dan tokoh agama yang digelar GP Anshor di Masjid Islamic Center Samarinda, Jumat (24/6/2016).
“Jadi, Indonesia terdiri berbagai suku, agama dan ras harus saling berkasih sayang, saling menghargai dan saling menghormati. Jangan saling bertengkar,” ujar Shinta memberi wejengan kepada peserta buka puasa dengan tanya jawab.
Menariknya, acara buka puasa ini dihadiri juga oleh para perwakilan tokoh dan masyarakat konghucu di Samarinda yang hikmat mendengar sambutan dari Shinta Nuriyah. Pada acara ini, hadir pula berbagai santri dan pimpinan pesantren di sekitar kota Samarinda, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, Dr M Ilyasin, Asisten III Pemprov Kaltim Bere Ali dan Ketua GP Anshor Kaltim Fajri Al Faroby.
Di bulan Ramadhan, Perempuan kelahiran Jombang, 8 Maret 1948 ini mengajak umat Muslim agar mengenal dan mengamalkan ideologi Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila. Ia meminta generasi muda agar menghapal dan tak lupa semboyan Pancasila “Bhinneka Tunggal Ika” memiliki arti meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
“Di Indonesia, kulit kita berbeda-beda, ada sawo matang, ada coklat, ada putih dan ada yang hitam. Tapi, tempat tinggal kita sama. Dimana? di Indonesia,” ujar Shinta yang disambut jawaban gemuruh dan tepuk tangan peserta yang hadir buka puasa.
Shinta juga membeberkan sudah 16 kali bulan Ramadhan sejak wafat Gus Dur, melakukan perjalanan keliling menggelar acara buka puasa dan sahur bersama masyarakat. Saat ini, ia memfokuskan sahur bersama kaum yang termarjinalkan seperti tukang becak, kuli bangunan, pemulung, pengamen, perajin gula aren, penambang pasir dan penjual sayur.
“Termasuk buka puasa bersama saudara-saudara kita yang berada di sebuah pesantren yaitu lembaga pemasyarakatan. Kemarin juga, saya baru saja buka puasa di lapas anak Tanggerang. Lalu, tiga hari lalu di Lapas Semarang. Saya juga sahur bersama mbok bakul sayur di pasar.Begitu juga, sahur bersama tukang becak kadang-kadang di atas becak, alun-alun dan terminal,” kata Shinta.