Kabar24.com, WASHINGTON - Setelah mengendap sepekan, akhirnya Pentagon merilis reaksi mereka atas insiden pencegatan pesawat miiliter AS oleh jet tempur China di Laut China Selatan.
Pentagon menyimpulkan pencegatan oleh jet tempur China terhadap pesawat militer Amerika Serikat di Laut China Selatan, pekan lalu, melanggar kesepakatan kedua negara yang ditandatangani pada 2015. Demikian disampaikan seorang pejabat Departemen Pertahanan AS.
Pada 2015, AS dan China mengumumkan sebuah perjanjian yang menyepakati aturan-aturan mengenai ketentuan penerbangan militer dan juga menciptakan jalur komunikasi khusus antarmiliter mereka.
"Berdasarkan Memorandum of Understanding yang disepakati dengan China dan International Civil Aviation Organization (ICAO), tindakan China yang menghalangi salah satu pesawat pengintai kami dinilai membahayakan," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Bill Urban, seperti diberitakan Reuters, Kamis (26/5/2016).
Menurut Pentagon, temuan mereka terkait kejadian pencegatan tersebut bertentangan dengan keterangan dari Kementerian Pertahanan China.
Pentagon berpendapat insiden yang berlangsung di sebelah timur Pulau Hainan, pada pekan lalu itu, terjadi di jalur penerbangan internasional, ketika pesawat militer AS sedang melakukan patroli rutin.
Kemudian, dua jet tempur China berjenis J-11, terbang dengan hanya berjarak 50 kaki (15 meter) dari Pesawat EP-3 milik AS, ujar seorang pejabat pertahanan AS pada waktu itu.
Insiden itu terjadi pada saat ketegangan China-Amerika meningkat di Laut China Selatan.
China telah mengklaim jalur laut, yang setiap hari menjadi perlintasan kapal borne dengan nilai perdagangan sebesar lima triliun dolar AS, sebagai wilayahnya.
Klaim serupa juga dilakukan Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei.
Washington menuduh klaim Beijing, yang tumpang tindih dengan beberapa negara ini, sebagai indikasi adanya keinginan untuk menguasai Laut China Selatan, apalagi setelah adanya pulau buatan milik China.
Pada sisi lain, Beijing juga mengeritik adanya peningkatan latihan dan patroli militer AS di laut Asia.
Sementara itu, terkait insiden pencegatan pesawat AS, juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun pada konferensi pers, Kamis, mengatakan pesawat China bertindak benar, profesional, dan sesuai dengan kesepakatan yang dicapai antara negara-negara yang ada di dalam perjanjian tersebut.
Namun, ia berpendapat kesepakatan hanya bisa memberikan ketentuan teknis yang bersifat standar, dan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ketika insiden itu adalah dengan menghentikan penerbangan AS tersebut.
Terkait masalah ini, Urban menuturkan perjanjian mengenai ketentuan penerbangan militer yang disepakati pada 2015 tersebut mencakup lingkup yang luas, yang mana panggilan dengan frekuensi radio yang benar sebenarnya dapat diarahkan kepada pihak yang dinilai melakukan pelanggaran, maupun dalam keadaan krisis.
Ia menambahkan kedua pemerintah telah membicarakan insiden tersebut pada pembahasan Konsultasi Perjanjian Militer Maritim yang dilaksanakan di Hawaii, pada pekan ini.
Sebelumnya, juru bicara Pentagon Peter Cook juga telah mengatakan kepada wartawan bahwa tidak jelas apakah tindakan China melanggar perjanjian, namun menurut dia tindakan tersebut berbahaya.