Bisnis.com, JAKARTA - Institut Prancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Rujak Center for Urban Studies menggelar diskusi publik bertajuk Arsitektur Masa Depan: Desain Ekologis untuk Kota Ekologis di Auditorium IFI Jakarta pukul 13.30, pada Jumat (20/5/2016).
Diskusi tersebut merupakan rangkaian Festival Printemps Francais 2016. Diskusi tentang arsitektur akan diarahkan pada tantangan dalam inovasi arsitektural dan penataan ruang publik di perkotaan.
Arsitek Rujak Center for Urban Studies, Andesh Tomo, menuturkan inovasi arsitektural yang terjadi di Jakarta kini lebih menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur fisik. Namun, sangat miskin dalam hal inovasi nilai dan metode belajar yang terkait infrastruktur sosial budaya, termasuk desain.
Sebagai contoh, ada inovasi besar dalam membuat struktur baja dan beton, tetapi Jakarta justru masih menerapkan pembangunan dinding beton pembatas sungai yang justru berdampak serius terhadap ikatan sosial dan fungsional antara warga pesisir sungai dengan sungainya.
"Pembangunan kota seringkali menjauhkan manusia dari kotanya sendiri," tuturnya seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Akan hadir pembicara dalam diskusi tersebut diantaranya, arsitek muda Prancis pemenang AJAP (kompetisi arsitek muda Prancis) Ludovic Malbet, Direktur Rujak Center for Urban Studies Marco Kusumawijaya, penulis dan arsitek Avianti Armand, dan Atase Budaya Kedubes Prancis Didier Vuillecot.
Dalam presentasinya, Ludovic Malbet akan memaparkan proyek yang memenangkan AJAP yakni, La Maison Fertile (Rumah Nan Subur) dan La Ville Invisible (Kota Yang Tak Terlihat). La Ville Invisible berisi studi kasus warisan dunia di Brasil.