Bisnis.com, JOGJAKARTA – Selalu ada ide baru dan inovasi dari Dirjen Pudji Hartanto Iskandar. Celotehannya yang ringan dan cerdas namun melahirkan konsep brilian meluncur begitu saja dari pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 24 Agustus 1959 ini.
Dalam perjalanan meresmikan tiga bandara dan 23 pelabuhan di Papua dan Sulawesi pada awal bulan ini bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, ia melontarkan ide agar proyek sebanyak itu dimasukkan dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).
“Jujur saja sejak Indonesia merdeka, tak pernah ada proyek sebanyak ini dikerjakan secara simultan dan cepat dengan kualitas yang baik,” kata Pudji kepada Bisnis.com di pesawat jet milik Kemenhub dalam penerbangan dari Gorontalo ke Bali pada Minggu malam (1 Mei 2016).
Berdiskusi dengan Pudji mengasyikkan. Maklum, dengan segudang pengalamannya di Kepolisian RI, mengemban amanah sebagai Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub sejak 7 April 2016, bukan suatu yang sulit bagi jenderal bintang dua kepolisian ini.
Sepanjang perjalanan dari Gorontalo-Bali- Kendari, ia banyak mencetuskan ide baru bagi kinerja Kemenhub agar program Nawa Cita yang digagas Presiden Jokowi untuk sektor perhubungan bisa direalisasikan lebih cepat.
Namun, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, begitu kata pribahasa. Ketika perjalanan dari acara peresmian di Kendari bersama Menhub dan Gubernur Nur Alam menuju ke Bandara Haluoleo, kendaraan yang ditumpangi Pudji tergelincir lalu terbalik. Ia selamat, tak kurang satu apa pun. Ia segera bisa langsung terbang ke Jakarta meskipun akhirnya sempat dirawat di rumah sakit.
Bagaimana kondisinya kini? “Alhamdulillah membaik, minggu depan kita diskusi ya,” begitu katanya.
Kini, ia mulai sibuk lagi dan mulai aktif di kantor. “Kami harus mulai sosialisasi tentang angkutan lebaran,” kata pria yang tampil kalem dan pernah menjadi ajudan Wakil Presiden Hamzah Haz itu.
Bagi mantan Wakapolda Banten itu, mengurus perhubungan darat bukanlah hal yang sulit. Maklum, mantan Kapolda Kepulauan Riau itu, berpengalaman dalam bidang lalu lintas dengan sebagai orang nomor wahid sebagai Kakorlantas.
Jabatan yang pernah diembannya a.l. Irwil II Itwasum Polri Sahlijemen Kapolri, dan Gubernur Akpol. Sebelumnya juga pernah menjadi Kapolsek di Bukittinggi, Kapolres Bobonaro Polda Timor Timur dan Kapolres Tangerang, Banten.
Setelah bertugas berkeliling Tanah Air, setiap daerah yang dipimpinnya selalu meninggalkan kesan yang menyenangkan. Ketika di Sulsel, misalnya, ia sempat mendapatkan gelar adat daerah setempat, suatu yang tak pernah dialami oleh Kapolda sebelumnya. Makanya ketika ia melepaskan jabatan itu, banyak yang menitikkan air mata…