Kabar24.com, DEVESELU - Amerika Serikat mengaktifkan perisai rudal senilai US$800 juta di Rumania pada Kamis (12/5/2016), yang dianggap sebagai langkah penting untuk mempertahankan diri dan Eropa dari negara-negara yang dianggap usil.
Bertempat di pangkalan udara militer Deveselu, pejabat senior Amerika Serikat dan NATO mengumumkan operasional wilayah pertahanan rudal balistik yang mampu menembak jatuh roket yang diluncurkan negara-negara seperti Iran yang menurut Amerika bisa jadi menerjang kota-kota besar Eropa suatu hari.
“Selama Iran melanjutkan pengembangan dan penempatan misil, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan sekutu untuk mempertahankan NATO,” kata Wakil Menteri Pertahanan Amerika Robert Work seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2016).
Sebelumnya, Frank Rose, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Kontrol Senjata mengingatkan, bahwa misil Iran suatu saat bisa menyerang wilayah di Eropa, termasuk Rumania. Payung pertahanan ini akan membentang dari Greenland ke Azores jika sudah selesai.
Perisai penuh juga akan mengakomodasi kapal dan radar di seluruh Eropa. Payung pertahanan ini akan diserahkan kepada NATO Pada Juli, sementara komando dan kontrol akan dijalankan dari sebuah pangkalan udara Amerika di Jerman.
Rusia marah akan tindakan unjuk kekuatan oleh saingannya dalam Perang Dingin. Pihaknya mengatakan, aliansi yang dipimpin oleh Amerika mencoba untuk mengepung wilayah tersebut dekat ke arah laut hitam yang penting yang merupakan rumah bagi armada angkatan laut. NATO juga berencana untuk meningkatkan patroli di wilayah itu.
Penyiapan perisai tersebut juga seiring dengan persiapan penangkal baru oleh NATO di Polandia dan Baltik. Sebagai respon, Rusia memperkuat sisi-sisi barat dan selatannya dengan tiga divisi baru.
Polandia khawatir akan adanya balasan lebih lanjut dari Rusia dengan mengumumkan penempatan senjata nuklir di Kaliningrad yang berlokasi antara Polandia dan Lithuania. Rusia menempatkan anti misil kapal dan pesawat di lokasi tersebut yang dapat menjangkau lokasi yang cukup luas dan mempersulit kemampuan NATO untuk bergerak.