Bisnis.com, PYONGYANG - Korea Utara mengatakan akan memperkuat kemampuan senjata pertahanan nuklirnya dalam sebuah keputusan yang diambil dalam kongres partai berkuasa negara tersebut.
Kongres tersebut merupakan yang pertama dalam 36 tahun. Korea Utara juga memberikan visa untuk sejumlah wartawan asing dari 12 negara kendati gerakan mereka akan dipantau secara ketat. Salah satu wartawan BBC ditahan atas isi siarannya karena tidak melaporkan langsung kepada kongres. Ia juga diusir dari negara tersebut.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/5/2016), Korea Utara mendapat tekanan internasional yang kuat karean program senjata nuklirnya, termasuk sanksi lebih ketat dari PBB pada Maret yang juga didukung oleh satu-satunya sekutu Korea Utara, China, setelah uji coba nuklirnya terakhir pada Januari.
“Kami akan konsisten dalam mendorong maju konstruksi ekonomi dan membangun kekuatan nuklir dan meningkatkan kekuatan pertahanan nuklir dalam hal kualitas dan kuantitas selama para imperialis bertahan dengan ancama nuklir dan praktik sewenang-wenang mereka,” ujar KCNA, kantor berita resmi Korea Utara.
Sementara itu, Korea Selatan yakin pemimpin Korea utara, Kim Jong Un, menggunakan kongres tersebut untuk melakukan konsolidasi kekuasaan. Kim menjadi pemimpin negara komunis tersebut sejak 2011 setelah ayahnya meninggal secara tiba-tiba.
Korea Selatan juga mengecam klaim Korea Utara yang menyatakan diri sebagai negara bersenjatakan nuklir. Korea Selatan mengatakan akan terus menekan negara tetangganya tersebut hingga negara itu melepaskan ambisinya akan nuklir.
Para ahli dari Barat percaya bahwa Korea utara memiliki 40 kilogram plutonium yang cukup untuk membangun 12 senjata nuklir.