Bisnis.com, MANILA - Filipina menyelenggarakan pemungutan suara untuk memilih seorang presiden baru pada Senin (9/5/2016), setelah kampanye sengit yang membuat muak terhadap elit yang berkuasa di negeri itu karena gagal mengatasi kemiskinan dan ketaksetaraan kendati pertumbuhan ekonomi sehat dan kuat.
Jajak pendapat yang dilakukan beberapa hari menjelang pemilihan menunjukkan bahwa Rodrigo Duterte --seorang wali kota yang berani menantang kemapanan politik dengan sikapnya mirip Donald Trump-- yang mengunguli empat pesaingnya untuk menuju kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Kampanye Duterte, yang terpusat pada isu tunggal mengenai hukum dan ketertiban di tengah-tengah kegalauan mengenai korupsi, kejahatan dan penyalahgunaan obat bius, tapi retorikanya dan advokasi terhadap pembunuhan ekstra judisial memunculkan prediksi bahwa ia akan menjadi seorang diktator.
"Simbol kampanye Bapak Duterte ialah sebuah kepalan tangan --yang ditujukan bagi pelanggar hukum dan juga bertujuan ke arah oligarki," kata Miguel Syjuco, seorang penulis Filipina yang dihormati, di kolum pandangan pekan lalu. "Pesan itu meresonansi kaum papa yang merasa frustrasi karena tak mendapat perhatian dari pemerintah, tetapi para pendukungnya berasal dari segala lapisan di masyarakat." Ia menegatakan slogan "perubahan yang akan dilakukan Duterte akan datang" merupakan "pesan sangat tepat dari pembawa pesan yang benar-benar salah".
Manuel Roxas, cucu dari mantan presiden dan calon yang disukai dari Presiden Benigno Aquino, mengatakan dalam jumpa pers baru-baru ini bahwa pemilihan itu merupakan "kekuatan demokrasi melawan kekuatan kediktatoran".
Kendati ada keprihatinan-keprihatinan ini, firma riset risiko global Eurasia Group menyatakan dalam sebuah laporannya menjelang pemilihan bahwa tak masalah siapa yang akan menang dalam pemilihan nanti sepertinya akan melanjutkan arah pro pertumbuhan dan berorientasi reformasi yang telah dilakukan Presiden Benigno.
Pemilih Lebih setengah dari penduduk Filipina yang berjumlah 100 juta terdaftar sebagai pemilih untuk memberikan suara mereka pada Senin memilih presiden, wakil presiden, 300 anggota parlemen dan sekitar 18.000 pejabat pemerintah lokal.
Para pemilih akan menemukan bos-bos bisnis, artis dan ikon tinju global Manny Pacquaiao yang mencalonkan diri untuk menjadi senator.
"Bongbong" Marcos Jr., putera mendiang diktator Ferddinand Marcos, mencalonkan diri jadi wakil presiden.
Keceriaan tampak pada Ahad di kota Davao -- tempat Duterete terpilih tujuh kali sebagai walikota sejak 1988 -- sementara warga merasa ia sudah di ambang kemenangan.
Warga Filipina Pilih Presiden Hari Ini
Filipina menyelenggarakan pemungutan suara untuk memilih seorang presiden baru pada Senin (9/5/2016), setelah kampanye sengit yang membuat muak terhadap elit yang berkuasa di negeri itu karena gagal mengatasi kemiskinan dan ketaksetaraan kendati pertumbuhan ekonomi sehat dan kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
39 menit yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
24 menit yang lalu