Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

200.000 Ha Lahan Sawit Sumbar Potensial Diintegrasikan Tanaman Pangan

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengoptimalkan pemanfaatan integrasi lahan sawit dengan tanaman pangan untuk mengejar swasembada pangan di daerah itu, mengingat terbatasnya pembukaan lahan baru.
Ilustrasi pekerja sedang menanam padi/Reuters
Ilustrasi pekerja sedang menanam padi/Reuters

Kabar24.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mengoptimalkan pemanfaatan integrasi lahan sawit dengan tanaman pangan untuk mengejar swasembada pangan di daerah itu, mengingat terbatasnya pembukaan lahan baru.

Zulhendi, Kasi Benih Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumbar, menyebutkan lebih dari 200.000 ha lahan sawit di daerah itu bisa dimanfaatkan untuk integrasi dengan tanaman pangan berupa padi dan jagung.

“Potensinya dari integrasi ada 200.000 Ha lebih, karena pembukaan lahan baru untuk pertanian kan juga sulit,” katanya.

Dia menjelaskan pemda setempat sudah memanfaatkan 6.000 ha untuk tanaman jagung dan 1.000 ha untuk tanaman pagi gogo di Kabupaten Pasaman Barat.

Tahun ini, Sumbar ditargetkan mampu memanfaatkan 12.000 ha lahan sawit yang tengah diremajakan untuk ditanami tanaman pangan, padi, jagung, atau tanaman pangan lainnya.

Menurutnya, untuk produksi padi, Sumbar sudah mengalami surplus dengan produksi 2,5 juta ton setahun. Sedangkan produksi jagung masih butuh peningkatan, mengingat kebutuhan untuk pakan ternak juga tinggi.

Kepala Dinas Perkebunan Sumbar Fajaruddin menyebutkan 40% dari total 390.380 Ha lahan sawit yang ada di daerah sudah harus diremajakan karena berusia tua dan produktivitas yang terus menurun.

“Sekitar 40% dari total lahan sawit yang ada di Sumbar sudah perlu diremajakan. Lahan yang ada bisa dimanfaatkan untuk tumpang sari dengan tanaman pangan. Begitu pula untuk kebun karet dan kakao,” katanya.

Dia mengatakan produksi crude palm oil (CPO) atau minyak sawit di daerah itu hanya berkisar 1,15 juta ton per tahun dari luas lahan yang ada.

Fajaruddin mengungkapkan sebagian besar sawit yang perlu replanting atau penanaman kembali itu, merupakan sawit tua yang ditanam di tahun 1980 an, sisanya adalah sawit masyarakat yang ditanam tidak menggunakan varietas unggul, sehingga menyebabkan produktivitas sawit rendah.

Selain itu, karena lemahnya pemeliharaan kebun, dan penerapan praktik pertanian yang belum dilakukan secara optimal membuat produksi juga tidak maksimal.

Adapun, lokasi perkebunan kepala sawit di Sumbar berada di Kabupaten Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, Agam, Pasaman, dan Padang Pariaman.

Dia meminta pemerintah pusat membantu proses peremajaan, karena memerlukan anggaran besar. Termasuk kemungkinan menggunakan skema pemberian pinjaman lunak kepada petani untuk peremajaan kebun.

Selain sawit, peremajaan imbuhnya, juga diperlukan untuk kebun karet di daerah itu yang totalnya mencapai 178.997 ha, karena tidak produktif lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper