Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Ekspor, Kadin Sumbar Minta Pemda Jajaki Pasar Baru

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Barat mengusulkan pemerintah setempat membuka akses ke pasar pasar baru guna meningkatkan ekspor daerah itu yang terus mengalami penurunan.
Sebagian komoditas asal Sumbar bahkan sudah diekspor lewat Belawan. /Bisnis.com
Sebagian komoditas asal Sumbar bahkan sudah diekspor lewat Belawan. /Bisnis.com

Kabar24.com, PADANG—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Barat mengusulkan pemerintah setempat membuka akses ke pasar – pasar baru guna meningkatkan ekspor daerah itu yang terus mengalami penurunan.

Ketua Umum Kadin Sumbar Asnawi Bahar menyebutkan salah satu stretegi untuk meningkatkan ekspor adalah membuka akses ke pasar – pasar baru di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

“Sekarang ekspor masih dominan ke Singapura. Padahal dari Singapura nanti diekspor lagi. Harusnya pemerintah daerah dengan pengusaha lokal mencoba membuka pasar – pasar baru yang lebih potensial,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (24/4/2016).

Menurutnya, posisi Sumbar dengan Pelabuhan Teluk Bayur di bagian barat Sumatra bisa menjadi gerbang utama perdagangan Indonesia dengan negara – negara di kawasan Samudera Hindia. Sayangnya, potensi tersebut belum digarap optimal karena sebagian besar ekspor dari Sumbar adalah bahan baku yang tidak memiliki nilai tambah.

Dia meminta pemerintah meningkatkan investasi sektor hilirisasi atau pengolahan komoditas unggulan daerah, seperti kakao, kopi, karet, dan CPO, sehingga memilik nilai tambah saat diekspor.

Adapun, data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatatkan ekspor per Maret 2016 hanya US$ 119,4 juta atau turun 1,22% dibandingkan Februari 2016.

Secara year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya juga turun 16,03%. Padahal per Maret tahun lalu ekspor Sumbar yang totalnya berasal dari sektor nonmigas mencapai US$ 142,2 juta.

Sedangkan secara komulatif dari Januari – Maret 2016 hanya mencapai US$ 347,8 juta atau turun 17,61% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 422,1 juta.

Asnawi menyebutkan penyebab penurunan kinerja ekspor itu permintaan global yang melemah, terjadinya penurunan harga komoditas, seperti sawit dan karet, regulasi yang menghambat ekspor, dan peralihan jalur ekspor Sumbar dari pelabuhan Teluk Bayur ke Belawan.

“Sebagian komoditas asal Sumbar bahkan sudah diekspor lewat Belawan. Itu kan ikut mempengaruhi kinerja, mestinya pemanfaatan Teluk Bayur dioptimalkan,” katanya.

Dia meminta kepala daerah lebih giat mendorong masuknya investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk, dan menyasar pasar – pasar baru untuk ekspor produk daerah itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper