Bisnis.com, DENPASAR - Peningkatan ekspor furniture atau mebel asal Bali pada triwulan I/2016 menunjukkan penurunan drastis jika dibandingkan triwulan sama tahun lalu.
Mengacu data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, pada periode Januari-Maret 2016, nilai ekspor furniture hanya US$4 juta, anjlok 45,5% jika dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu senilai US$7,34 juta.
Menurut Sekretaris Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Bali Luther Teguh Margono, meski secara grafik menurun, tetapi sebenarnya pengiriman produk mebel masih tetap normal.
"Hanya saja, order lambat diterima, jadinya terlihat lebih rendah. Biasanya order diterima sekarang untuk tiga bulan ke depan," tuturnya, Senin (18/4/2016).
Dia menyatakan setelah Maret kinerja ekspor akan terpacu, karena pengusaha mulai mengapalkan produk pesanan dari pembeli di luar negeri.
Terbukti, pada April ini peningkatan mulai dirasakan oleh anggota AMKRI Bali.
"Terus terang saat ini grup diskusi AMKRI Bali sepi, karena semua sibuk megang order. Sampai kelimpungan mengerjakan sample dan order," ujarnya.
Teguh tidak membeberkan data peningkatan order yang dirasakan anggota AMKRI Bali. Adapun berdasarkan negara tujuan, volume mebel dan nilai ekspor paling banyak dikirimkan ke negara Amerika Serikat mencapai 136.603 unit senilai US$649.240.